Mohon tunggu...
Fridrik Makanlehi
Fridrik Makanlehi Mohon Tunggu... Jurnalis - Alumini, STTA, UGM, UT

Penulis dan Olah Raga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan Pecinta Toleransi

11 Januari 2023   18:16 Diperbarui: 22 Januari 2023   22:00 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuduhan Politik Identitas Kepada Anies Baswedan

Belakangan ini muncul tuduhan politik identitas kepada Anies Baswedan. Calon presiden yang diusung oleh Partai NasDem ini kerap disebut-sebut memainkan isu agama yang dikategorikan sebagai politik identitas sejak Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2017. Isu agama itu mengundang netizen untuk melabeli atau men-capnya sebagai “Bapak Politik Identitas”. Kelompok-kelompok oposisi mengganggapnya sebagai orang yang mendalang atau memanfaatkan kelompok Islam untuk menyerang pesaing politiknya, yakni Basuki Tjahja Purnama (Ahok). 

Akademisi Muhammadiyah, Edi Sugianto mengatakan, politik identitas yang disematkan atau dilabelkan kepada Anies Baswedan memang tidak akan pernah selesai (terus berkelanjutan). Ketidakterimaan mereka terhadap kemenangan Anies Baswedan tersebut berakibatkan munculnya kedengkian atau kedendaman yang belum terbereskan dan belum ter-move on. 

Orang-orang atau kelompok yang tidak bisa move on itulah yang dapat menciptakan cara-cara yang tidak sehat melalui framing kata, bahasa dan sikap untuk menjatuhkan elektabilitas Anies; 1000 macam kata, doktrin dilakukannya untuk menggulingkan Anies Baswedan. Tujuannya adalah semakin hari, semakin rakyat membenci dan tidak memilih Anies Baswedan untuk bertarung di pemilihan presiden 2024.

Menurut saya, menggunakan isu politik identitas untuk menyerang seseorang merupakan hal yang lucu, aneh, tidak tepat sekaligus pandir. Mengapa lucu atau pandir? Karena tuduhan yang disematkan kepada Anies Baswedan sepertinya tidak tepat dan tidak sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Anies, saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI.

Awal Isu Agama pada Pilgub DKI

Menjelang pemilu Gubernur DKI Jakarta 2017, isu penggunaan ayat agama disebutkan oleh Ahok. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pernah mengutip Al-Maidah ayat 51 sebelum menyampaikan pidato di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. 

Ahok menyebut “jangan mau dibohongi pakai surat Al-Maidah”. Ini menjadi bola panas hingga merajalela ke pelosok Indonesia. Menyebut ayat tersebut berarti ia sendiri sedang menggunakan ‘politik isu agama’ untuk menghajar lawannya, dalam hal ini menghajar Anies Baswedan. Ia menilai bahwa Anies menggunakan surat Al-Maidah untuk meruntuhkan kemenangannya, Ahok.

Dari data ini, lantas siapa yang layak dinilai ‘Bapak Politik Identitas’? silakan kita menilai secara benar, nyata, jujur dan bertanggung jawab kepada publik. Secara pribadi, saya menilai bahwa Anies bukan ‘Bapak Politik Identitas tetapi Politik Toleransi’.

Mari kita lihat datanya, pada bulan September 2022, “Anies menggunakan stola gereja sambil meresmikan dua rumah ibadah yaitu Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur di Penjaringan, Jakarta Utara dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Yordan Gading Griya Lestari di Cilincing, Jakarta Utara. Tidak hanya itu, ia juga memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) kurang lebih 30-an rumah ibadah nonmuslim. Ini adalah bukti bahwa Anies sangat mencintai toleransi antar umat beragama.” 

Tuduhan Politik Identitas ke Anies adalah Salah Alamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun