Pada 2018 -- 2019, kasus pengaturan skor terungkap di persepakbolaan Indonesia, 15 Orang perusak pelaku sepakbola Indonesia ditangkap dalam rangkaian kasus mafia sepakbola. Penangkapan dilakukan mulai dari wasit, anggota exco PSSI, sampai penyelenggara liga / PLT.Â
PSSI benar-benar belum mampu dan tidak memperhatikan secara mendalam mengenai jalannya liga sepakbola Indonesia, mengapa  mafia sepakbola bisa mengelabuhi dan berjalan sudah lama tanpa ketahuan oleh PSSI? Selama bertahun-tahun sepakbola di negara kita dikhianati dan dikotori oleh orang-orang busuk yang hanya mencari keuntungan sepihak.
Timnas Butuh Prestasi, PSSI Butuh Strategi
"Garuda di dadaku... Garuda kebanggaanku...ku yakin hari ini pasti menang.." Lirik nyanyian yang diciptakan oleh band Netral, lagu ini sering sekali dinyanyikan bagi para pendukung timnas Indonesia untuk membakar semangat pemain di lapangan. Tim Nasional mendapat kabar buruk karena Tim Nasional kita kalah 0 -- 2 dari Malaysia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi juru kunci tanpa adanya poin satupun.Â
Media menyoroti hasil buruk timnas kita, yang kemudian menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat khususnya pecinta sepakbola di Indonesia. Mulai dari Organisasi yang menaungi liga professional menjadi sorotan penting dari kekalahan ini. Masyarakat pecinta sepakbola mulai hilang kepercayaan terhadap sepak terjang PSSI sebagai organisasi yang menaungi sepakbola Indonesia secara tidak langsung mempengaruhi pola bermain tim nasional kita.
Lalu, bagaimana dengan olahraga Indonesia lainnya di mata dunia? Beda halnya dengan cabang olahraga bulutangkis Indonesia yang menghasilkan banyak prestasi di berbagai turnamen dunia. Cabang bulutangkis sering memperoleh medali emas kejuaraan olimpiade. Selain cabang bulutangkis masih ada cabang olahraga bridge yang memberikan prestasi medali perunggu pada Asian Games 2018. Cabang-cabang olahraga ini secara penggemar berbanding jauh dengan sepakbola.
Gambar diatas menjelaskan bagaimana masyarakat Indonesia menilai kinerja yang sudah dilakukan oleh PSSI masih belum menjawab kepercayaan terhadap masyarakatnya, Di balik foto yang diunggah oleh akun Instagram PSSI Mochammad Iriawan tersenyum lebar dalam memberi sambutan tanpa melihat prestasi yang sudah ia capai? Ada kah perolehan prestasi selama 92 tahun berdirinya PSSI.Â
Masyarakat berharap besar pada cabang olahraga sepakbola di Indonesia, memiliki basis pendukung yang sangat besar dari olahraga lainnya. Tentunya PSSI harus merapatkan barisan dan berkolaborasi dengan berbagai lapisan seperti; Pengamat sepakbola Indonesia, komunitas supporter dari berbagai Kalangan yang ada dan memberikan program yang menjamin kebutuhan dari pemain Indonesia untuk meningkatkan kualitas permainan sepakbola Indonesia tercinta.
Fenomena-fenomena masalah yang terjadi di PSSI, kita berharap PSSI sudah melakukan evaluasi didalamnya baik dari segi pengurus maupun kualitas pemain dan kinerja wasit tentunya. Langkah strategis perlu diadakannya forum ke semua pihak untuk dapat bersinergi dan satu frekuensi dalam menata sepakbola Indonesia ke jalur yang kaya akan prestasi. Kita tidak boleh kehilangan rasa optimis bahwa sepakbola kita bisa dibina, ditata, dan direncanakan secara baik untuk meraih prestasi maksimal (Nahrawi, 2016).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H