Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isa VS Yesus, Bagaimana Sikap Bijaksana Meresponnya?

18 Januari 2024   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2024   12:17 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Isa As VS Yesus Kristus, tokoh yang sama atau berbeda??. Akhir akhir ini cukup  hangat di diskusikan di dunia Medsos. Mungkin tulisan ini hanya sedikit memberikan kontribusi, pandangan yang cukup berbeda, menambah wawasan  dari sekian list yang sudah lebih dulu membahas.

Pihak Kristen sepertinya memang memiliki hak untuk membantah bahwa Isa dan Yesus adalah tokoh yang sama. Karena  perbedaan beberapa detail kisah kisah pokok iman kristen, seperti kelahiran Yesus, kematian dan kebangkitan Nya. Karena disinilah pokok iman kristen didirikan. Dan detail kisah ini semua dibantah oleh Islam atau tidak mengakui ketiganya sama sekali. Yang  pada puncaknya keyakinan Islam menolak iman kristen yang mendeklarasikan bahwa Yesus Kristus bukan sekedar Nabi, tapi adalah Allah yang jadi manusia. Sehingga walau ada beberapa poin yang sama seperti mukzizat penyembuhan yang dilakukan Isa di ceritakan di Al-Qur'an dan hadits, tapi karena tentang pokok iman kristen yang berbeda, membuat kristen lebih memilih untuk mengatakan kalau begitu ya Yesus kristus di kitab PB bukan Isa AS di alquran. Isa dan Yesus adalah dua tokoh yang berbeda. Ini tindakan sebagai jalan tengah, agar tidak usah mendebatkan yang tidak perlu. Damai damai aja..beda ya beda.

Uniknya, ada juga oknum Muslim yang juga berpendapat Isa bukan Yesus. Ini yang membuat ngakak so hard sebenarnya. Kalau ada oknum muslim ikut ikutan mengatakan Isa bukan Yesus walau pihak Islam lain mati matian ingin membuktikan Isa adalah Yesus (sebut saja dondy Tan, irene handono, dkk).. golongan yang tidak mengakui kesamaan ini sebenarnya adalah golongan bingung. Sebagai contoh, satu saja topiknya, Kalau Isa bukan Yesus, kematian Isa yang mana yang dikoreksi di Annisa 157, bukankah pengakuan kematian Isa ini adalah iman milik Kristen yang sudah ada di abad nabi Muhammad?. Siapa umat kristen ini? Siapa yang diklaim mati di tangan Romawi oleh kaum yahudi? Ya tentu Yesus. Itu sebabnya kalau ada Islam yang ikut ikutan orang kristen mengatakan Isa bukan Yesus, ya again mereka adalah golongan Islam bingung.

So..Kristen klaim Isa AS bukan Yesus Kristus, karena tidak mau imannya digugat oleh kitab lain, ya udah damai damai saja..anggap tokohnya berbeda. Gak usah bertengkar. Tapi kalau  oknum pihak Islam ikutan klaim Isa n Yesus berbeda..kasihan kamu dimarahin sama teman islam yang berjuang membuktikan Isa adalah Yesus, karena kalau dua ini tokoh yang berbeda, koreksi Alquran tentang kematian Isa itu ya gak kena sasaran. Strawman fallacy. Begitu guys.

Di ditengah keriuhan ini,  ada satu hal yang saya ingin berkontribusi sedikit buat teman teman kristen. Secara, ya saya juga orang Kristen, yang tidak mau terjebak dalam sekedar "bahasa".

Syah Syah saja kita sebagai pemilik kisah terlebih dahulu klaim Isa  AS bukan Yesus Kristus. Tapi apakah sesederhana itu?. Saya akan ajukan opini lain. Ada sebuah kesaksian yang sudah cukup terkenal, yang mungkin banyak pemirsa sudah membaca bukunya The Torn Veil. Amazon membuatnya :

The Torn Veil: The Best-Selling Story of Gulshan Esther

 

 The Torn Veil is an amazing story of faith and determination. This moving autobiography was first published in 1984 and has sold over 200,000 copies worldwide.

Kisah ini sudah bisa di download dengan bebas di dunia maya. Perjumpaan Gulshan Esthrer dengan sosok yang dikenal Kristen dengan nama Yesus adalah dalam sebuah kisah dramatis saat dia meraung, menangisi nasibnya sebagai seorang perempuan cacat tanpa orang tua. Dalam sebuah peristiwa kepada Gulshan, Yesus memperkenalkan dirinya "Aku, Isa anak Maryam".

Apakah kalimat Yesus ini sebuah kemustahilan bagi telinga pemilik iman pada Yesus? Apalagi yang mempertahankan bahwa Yesus itu seharusnya jangan disapa sebagai Isa anak Maryam??.

Saya berpendapat, Yesus memperkenalkan diriNya sesuai dengan situasi siapa yang dijumpaiNya. Yesus anak Maryam adalah sosok yang familiar di telinga seorang Gulshan. Apa Ending storynya?, Guslhan menjadi seorang Murtadin dan step berikutnya kesaksiannya membawa keponakannya laki laki juga kepada Yesus dalam pengalaman yang berbeda. Amazing..

Isa AS bukan Yesus Kristus, benarkah? saya rasa tidak sesederhana bahasa. Sosok Yesus ini berbeda dari semua Nabi nabi terdahulu dan kemudian, bukan karena namanya, tapi pribadiNya. Dia Allah semesta alam, tidak dibatasi nama. Allah sejati tidak akan dibatasi nama.

Sebagai penutup. Di Perjanjian Baru tidak ada Tetragramaton, empat huruf Suci dalam bahasa ibrani. Tapi menyebut Allah israel sebagai Theos dan Kuryos, ini adalah bahasa Yunani.  Kenapa para murid menulis demikian? Karena iman mereka tau siapa sosok yang mereka tulis, tidak dibatasi oleh nama. Demikian guys. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun