Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beno Sudah Tidak Bisu Lagi

8 Juli 2017   11:34 Diperbarui: 8 Juli 2017   11:46 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beno, kamu bicara.." satu suara nyeletuk dan tiba tiba mereka semua tersadar  dan sama sama melihat ke Beno yang juga tersadar kalau dia bicara.

"Nak, kamu sudah sembuh "kata Pak Atong menepuk pundak Beno. Beno tersenyum. Beno benar benar sudah bisa bicara. Akhirnya Beno bercerita dan semua orang terperangah. Beno ternyata tidak bisu sejak kecil, tapi banjir bandang 17 belas tahun lalu telah membuat dia sebatang kara. Ibunya terhanyut bersama bapak serta kakaknya. Beno bisa menyelamatkan diri dan kembali ke desa itu seorang diri dan bertahan hidup di rumah pohon buatan nya. Dia sangat senang bisa menyelamatkan laki laki setengah baya itu.

Dia bercerita kalau desa itu dulu ramai dan banyak turis lokal dan bule bule, karena desa itu di kaki bukit, pepohonan tersusun dalam bingkai hutan menghijau dan pemandangan indah dan banyak monyet yang  bisa menari. Ternyata dipuncak bukit sudah banyak penebangan pohon yang terjadi
bertahun tahun, malang pada penduduk desa, hujan tidak berhenti berhari hari dan banjir bandang melanda, menelan korban.

"Waktu aku melihat bapak tadi, aku langsung teringat bapak dan tiba tiba  aku berteriak sekuat tenaga..aku seperti melihat wajah bapak.." kata Beno menyudahi ceritanya. 

"Jadi siapa namamu sebenarnya" celetuk salah seorang warga iseng.

Beno tertawa.."Ya iya, Beno.." katanya dan semua warga tertawa. Mereka riang bukan hanya karena hujan mulai reda, banjir bandang yang tidak jadi datang tapi juga karena Beno sudah tidak bisu lagi. Beno diajak Pak Seto, laki laki yang hanyut tadi, untuk tinggal bersama nya dipangkal sungai, Beno menolak, dia memilih tinggal di desanya, tempat kenangan nya bersama keluarganya. 

Beno kini menjadi Beno yang baru, tidak bisu lagi. Beno tetap menyayangi kampungnya, warga desa baru yang mengasihinya apa adanya. Tapi dia tidak lagi tinggal di atas pohon, Pak Atong mengajaknya tinggal dirumahnya, sekali ini Beno mengiyakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun