Mohon tunggu...
Fristian Setiawan
Fristian Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sapere aude

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mojok.co, Sebuah Media Jurnalistik dari Yogyakarta yang Berani Kritis

25 September 2022   18:00 Diperbarui: 26 September 2022   06:58 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Versi podcast bisa didengarkan melalui link ini

Sebagai warga Yogyakarta, jika mendengar nama Mojokdotco mungkin sudah tak asing lagi. Terlebih media ini sudah memiliki pengikut sebanyak 214 ribu di akun instagramnya. Jumlah pengikut yang cukup banyak bagi sebuah media kelompok. Namun apakah kalian tahu Mojokdotco itu membahas isu-isu apa saja dan mengapa media ini disebut sebagai media yang berani kritis? Kita akan membahasnya dalam tulisan ini.

1. Apa itu Mojokdotco

Mojokdotco merupakan media online kelompok yang berisi konten-konten seputar sosial, agama, politik, dan budaya pop yang berasal dari Yogyakarta. Disebut media kelompok karena mojokdotco bukan media korporasi. Mojokdotco berbeda dari Kompas yang notabene memiliki kondisi ekonomi yang lebih stabil, jumlah anggota yang lebih banyak, dan segmentasi yang lebih luas. 

Yang unik dari Mojokdotco adalah, konten-konten yang diproduksi dari Mojokdotco tidak hanya hasil dari pihak redaksi, akan tetapi Mojokdotco juga menerima konten-konten kiriman dari para pembaca. Biasanya konten yang paling banyak dikirim adalah konten berupa naskah artikel. 

Selain berfokus pada artikel, Mojokdotco juga memiliki beberapa kanal media lain diantaranya seperti Youtube, Instagram, Twitter, Facebook, dan podcast Mojokdotco yang bisa didengarkan melalui spotify. Jadi Mojokdotco memang dalam hal ini sudah menerapkan prinsip jurnalisme multimedia. Yakni mengintegrasikan minimal 3 media yang berbeda dalam satu konten jurnalistik.

Beberapa topik jurnalistik yang sering dimuat di Mojokdotco adalah topik otomotif (otomojok), ekonomi, hukum, kesehatan, olahraga, pendidikan, dan masih banyak lagi. Meski terdengar agak berat, namun di Mojokdotco juga kita bisa menemukan topik-topik ringan dengan judul seperti "Gagal Nyanyikan Lagu Sendiri, Keisya Levronka dan Pelatih Vokal Jelaskan Alasannya".

Tim/jumlah anggota dari Mojokdotco sendiri tergolong sedikit. Selaras dengan karakteristik media kelompok. Tim tersebut terdiri dari kepala suku yang dijabat oleh Puthut EA, lalu ada pemimpin redaksi yang dijabat oleh Agung Purwandono, selanjutnya Purnawan Setyo Adi sebagai redaktur pelaksana, dan dibawahnya ada masing-masing departemen yang berbeda.

Departemen-departemen tersebut antara lain, departemen esai dan terminal yang beranggotakan Yamadipati Seno, Rizky Prasetya, dan Intan Ekapratiwi. Lalu ada departemen media sosial dan visual yang beranggotakan Dony Iswara, Iradat Ungkai, dan Ega Fansuri. Yang ketiga ada departemen video yang beranggotakan Ali Ma'ruf, Januar Dhika, dan Muhamad Iqbal. Terakhir ada departemen operasional yang beranggotakan Audian Laili, Dyah Kalpika, Dina Rahmawati, Aditya Rizki, dan Ibil S. Widodo 

2. Mengapa Mojokdotco disebut sebagai media yang berani kritis 

Mojokdotco disebut sebagai media yang berani kritis karena dari konten-konten yang dipublikasikan tak jarang konten-konten tersebut berani untuk mengutarakan pandangan yang berbeda dari hegemoni yang beredar. Contoh pertama adalah artikel tentang subsidi BBM yang berjudul "Harga BBM Naik, Jokowi dan Sri Mulyani Sukses Menistakan Harga Diri Rupiah dan Pancasila". 

Dari artikel tersebut dapat dilihat bahwa Mojokdotco berusaha kritis terhadap apa yang sedang heboh beredar di masyarakat. Ketika banyak media memberitakan bahwa subsidi BBM dinilai baik, Mojokdotco justru berusaha menghadirkan sudut pandang yang berbeda dengan antitesisnya yang berjudul seperti itu.

Inti artikel tersebut adalah, bahwa alangkah baiknya bagi kita selaku masyarakat untuk dapat lebih cermat dalam melihat fenomena. Walaupun memang langkah menaikkan harga BBM dirasa tepat, namun bukan berarti tidak ada celah yang dapat dikritik dari langkah tersebut. 

Justru dengan dinaikkannya harga BBM, nilai mata uang rupiah menjadi turun. Jika semula dengan harga 7.650 bisa mendapatkan 1 liter pertalite, sekarang harus mengeluarkan 10.000 untuk jumlah liter dan jenis bahan bakar yang sama. Tentunya implikasi terbesar dari dinaikkannya BBM ini adalah tingkat kesejahteraan masyarakat kelas menengah ke bawah yang menurun. 

Contohnya seperti para supir ojek online, supir angkutan umum, dsb yang memang sangat bergantung dari bahan bakar minyak untuk menyambung hidupnya hari demi hari. Itulah mengapa Mojokdotco dapat dikatakan sebagai media yang berani kritis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun