Versi podcast bisa didengarkan melalui link ini
Sebagai warga Yogyakarta, jika mendengar nama Mojokdotco mungkin sudah tak asing lagi. Terlebih media ini sudah memiliki pengikut sebanyak 214 ribu di akun instagramnya. Jumlah pengikut yang cukup banyak bagi sebuah media kelompok. Namun apakah kalian tahu Mojokdotco itu membahas isu-isu apa saja dan mengapa media ini disebut sebagai media yang berani kritis? Kita akan membahasnya dalam tulisan ini.
1. Apa itu Mojokdotco
Mojokdotco merupakan media online kelompok yang berisi konten-konten seputar sosial, agama, politik, dan budaya pop yang berasal dari Yogyakarta. Disebut media kelompok karena mojokdotco bukan media korporasi. Mojokdotco berbeda dari Kompas yang notabene memiliki kondisi ekonomi yang lebih stabil, jumlah anggota yang lebih banyak, dan segmentasi yang lebih luas.Â
Yang unik dari Mojokdotco adalah, konten-konten yang diproduksi dari Mojokdotco tidak hanya hasil dari pihak redaksi, akan tetapi Mojokdotco juga menerima konten-konten kiriman dari para pembaca. Biasanya konten yang paling banyak dikirim adalah konten berupa naskah artikel.Â
Selain berfokus pada artikel, Mojokdotco juga memiliki beberapa kanal media lain diantaranya seperti Youtube, Instagram, Twitter, Facebook, dan podcast Mojokdotco yang bisa didengarkan melalui spotify. Jadi Mojokdotco memang dalam hal ini sudah menerapkan prinsip jurnalisme multimedia. Yakni mengintegrasikan minimal 3 media yang berbeda dalam satu konten jurnalistik.
Beberapa topik jurnalistik yang sering dimuat di Mojokdotco adalah topik otomotif (otomojok), ekonomi, hukum, kesehatan, olahraga, pendidikan, dan masih banyak lagi. Meski terdengar agak berat, namun di Mojokdotco juga kita bisa menemukan topik-topik ringan dengan judul seperti "Gagal Nyanyikan Lagu Sendiri, Keisya Levronka dan Pelatih Vokal Jelaskan Alasannya".
Tim/jumlah anggota dari Mojokdotco sendiri tergolong sedikit. Selaras dengan karakteristik media kelompok. Tim tersebut terdiri dari kepala suku yang dijabat oleh Puthut EA, lalu ada pemimpin redaksi yang dijabat oleh Agung Purwandono, selanjutnya Purnawan Setyo Adi sebagai redaktur pelaksana, dan dibawahnya ada masing-masing departemen yang berbeda.
Departemen-departemen tersebut antara lain, departemen esai dan terminal yang beranggotakan Yamadipati Seno, Rizky Prasetya, dan Intan Ekapratiwi. Lalu ada departemen media sosial dan visual yang beranggotakan Dony Iswara, Iradat Ungkai, dan Ega Fansuri. Yang ketiga ada departemen video yang beranggotakan Ali Ma'ruf, Januar Dhika, dan Muhamad Iqbal. Terakhir ada departemen operasional yang beranggotakan Audian Laili, Dyah Kalpika, Dina Rahmawati, Aditya Rizki, dan Ibil S. WidodoÂ
2. Mengapa Mojokdotco disebut sebagai media yang berani kritisÂ