Mohon tunggu...
Risma Azzah Fatin
Risma Azzah Fatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - being yourself

Keep dreaming

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merajut Asa

30 Desember 2021   16:00 Diperbarui: 30 Desember 2021   17:01 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada hari berikutnya aku pun berdiri dan mulai melangkah. Aku berjalan ke arah ruang dalam rumahku dan melihat sosok yang begitu luar biasa yakni ibuku yang sedang duduk di sebuah kursi.  Aku berkata bahwa itu akan mungkin dapat menjawab kegelisahan hati.  Ibuku tentu sudah melangkah lebih jauh dan melihat masa depannya secara nyata.

Pada usiaku saat ini.  Perlahan aku berjalan menghampirinya kemudian menyapa ibuku, dan duduk di sebelahnya. Diriku penuh dengan keyakinan akan menjawab jawaban dan memulai pembicaraan. "Ibu tentu telah melewati banyak hal dan mengungkapkan masa depan sejak masa muda ibu dulu. Kalau saya boleh tahu, Seperti apa masa depan itu dan bagaimana cara memperolehnya? Jujur, saya bingung akan masa depan saya."  Kataku dengan pelan.

Ibuku sambil menghadap dan menata langit, serta dengan senyuman beliau mulai berujar, "Ibu juga pernah mengalami masa muda seperti kamu. Saat itu, Ibu juga sering merasa bingung dengan masa depan ibu dan bagaimana cara memperolehnya.". Dulu ibu cenderung disibukkan saat berpikir mengenai masa depan. Akibatnya, Ibu selalu merasa khawatir dan membuang waktu saat sedang memikirkannya. Suatu saat, Ibu sadar bahwa masa depan bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan." Bagaimana mengalihkan perhatian dari masa depan, Bu? Bukankah masa depan adalah hal yang penting dan harus mulai dipikirkan dari sekarang?" Tanyaku dengan penasaran. "Kamu benar sekali nak, masa depan adalah hal yang penting. Tapi, apakah pernah terpikir olehmu, mengkhawatirkan masa depan berarti membayangkan sesuatu yang belum pasti. Banyak orang terlena dan mulai lengah pada hal yang justru lebih penting, yaitu masa sekarang."

Diriku mulai termenung, dan ibuku melanjutkan pembicaraan. Tanpa kita sadari. sesungguhnya masa depan ialah sangat sulit untuk ditebak. Apa yang dianggap oleh banyak orang sebagai masa depan sesungguhnya itu adalah masa sekarang." Aku pun mulai bertanya-tanya akan kalimat tersebut. Dan aku terucap "Mengapa ibu bisa berkata demikian?". Lantas ibuku menjawab "Apa tidak pernah terpikirkan olehmu, apakah mungkin akan ada masa depan tanpa masa sekarang? Bukankah masa depan adalah hasil dari masa sekarang? Seumur hidup ibu yang telah dijalani hingga sekarang, akhirnya ibu benar-benar sadar bahwa masa sekarang adalah penentu masa depan. Karena itu, ibu akan mulai mengerjakan apapun dengan sebaik-baiknya dan berusaha melakukan yang terbaik setiap hari." Ujar ibuku dengan lantang.

Aku pun tersadar melakukan yang terbaik, menikmati proses dan juga menjaga fokus untuk melakukan aktivitas semaksimal mungkin pada hari ini akan mengurangi kecemasanku akan masa depan. Dengan demikian kesadaran pun muncul dan berkembang sehingga bisa menanggapi dengan tepat dan jernih atas peristiwa yang sedang terjadi. Memang Hidup itu sebenarnya menghidupi. Buat apa menjalani masa kini tetapi masih memikirkan masa lalu? Buat apa pula menjalani masa kini namun mengkhawatirkan masa depan yang belum terjadi?

Sejatinya Hal yang paling penting dan yang utama harus terpikirkan adalah momen hari ini. Sebab, masa depan adalah kumpulan momen saat ini yang menunggu hadir untuk terjadi dalam hidup. Salah satu penyair pernah menegaskan "bahwa kegelisahan dan penyesalan kita akan menjadi sia-sia karena masa lalu tidak akan terulang kembali. Yang hanya bisa kita lakukan adalah mengerjakan momen saat ini dengan optimal agar menciptakan masa depan yang lebih baik"

Melakukan yang terbaik, menikmati proses dan juga menjaga fokus untuk melakukan aktifitas semaksimal mungkin pada hari ini akan mengurangi kecemasanku akan masa depan. Dengan demikian kesadaran pun muncul dan berkembang sehingga bisa menanggapi dengan tepat dan jernih atas peristiwa yang sedang terjadi.

Pikiran merupakan bagian dari kesadaran. Pada saat kita berada pada posisi sadar, kau pun akan berhenti menganalisis dan memisahkan. Sehingga yang ada hanya momen saat ini dan di sini. Ketika kita bisa menemukan dan memakai kesadaran, kita bisa melawan rasa takut yang menyelimuti. Kita juga akan hidup tanpa harus terbawa pada penilaian baik-buruk atau benar-salah yang bisa melelahkan.

Sedikit catatan untuk mengingatkanku akan kegelisahan ku. "Apa perbedaan antara nasib dan takdir?"

Perbuatan baik yang dilakukan setiap hari akan menghasilkan nasib baik. Rentetan panjang nasib baik yang diperoleh setiap hari akan merangkai takdir yang baik pula.

Kebanyakan dari kita sering melihat jauh ke depan dan merasa takut akan sesuatu yang belum pasti. Akibatnya, kita sering kali menyepelekan masa kini yang akan menentukan masa depan. Apa yang kita alami di masa mendatang adalah akibat dari hari ini. Karena itu, mulailah cermat sebelum bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun