Mohon tunggu...
Friska Indah Mauludiba
Friska Indah Mauludiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Every strike brings me closer to the next home run.

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Jadi Konten Demi Popularitas: Eksploitasi Modern yang Merusak Psikologis Anak?

22 Mei 2024   11:10 Diperbarui: 22 Mei 2024   11:14 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI IBU DAN ANAK. (Sumber: Situs Beautynesia)

Dalam era digital yang semakin berkembang, fenomena anak-anak yang dijadikan konten demi popularitas di media sosial telah menjadi tren yang cukup mengkhawatirkan. Orang tua yang memanfaatkan anak-anak mereka untuk mendapatkan pengikut, like, dan komentar seringkali tidak menyadari dampak psikologis jangka panjang yang dapat ditimbulkan. Artikel ini akan membahas berbagai dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak-anak tersebut, serta memberikan saran bagi orang tua agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Fenomena Anak sebagai Konten

Media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok telah menjadi platform bagi banyak orang untuk berbagi kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit orang tua yang menjadikan anak-anak mereka sebagai pusat perhatian dalam konten yang mereka buat. Hal ini seringkali dilakukan dengan alasan ingin berbagi kebahagiaan keluarga atau menunjukkan bakat anak. Namun, di balik itu semua, ada kepentingan lain, yaitu popularitas dan monetisasi.

Dampak Psikologis Terhadap Anak

1. Eksploitasi dan Privasi

Anak-anak yang dijadikan konten seringkali kehilangan privasi mereka. Segala aspek kehidupan mereka, dari hal-hal yang menyenangkan hingga momen-momen pribadi, dibagikan ke publik. Hal ini dapat menyebabkan anak merasa dieksploitasi dan tidak memiliki ruang pribadi. Mereka mungkin merasa bahwa kehidupan mereka sepenuhnya berada di bawah pengawasan publik, yang dapat mengganggu perkembangan psikologis mereka.

2. Tekanan untuk Berprestasi

Popularitas yang diperoleh dari media sosial seringkali datang dengan ekspektasi yang tinggi. Anak-anak mungkin merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna dan menghibur. Tekanan ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan, serta mengurangi kebebasan mereka untuk menikmati masa kecil tanpa beban.

3. Identitas Diri yang Terganggu

Anak-anak yang tumbuh di bawah sorotan media sosial mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan identitas diri yang sejati. Mereka mungkin merasa bahwa nilai diri mereka hanya diukur dari jumlah pengikut, like, atau komentar yang mereka terima. Hal ini dapat mengganggu perkembangan rasa percaya diri dan harga diri mereka.

4. Pola Pikir yang Terdistorsi tentang Kehidupan

Melihat jumlah like dan komentar sebagai ukuran keberhasilan dapat mengubah cara pandang anak terhadap kehidupan. Mereka mungkin menganggap bahwa kebahagiaan dan kesuksesan hanya bisa dicapai melalui validasi sosial. Ini bisa berbahaya ketika mereka menghadapi dunia nyata yang tidak selalu memberikan pujian dan pengakuan instan.

5. Potensi Perundungan Siber (Cyberbullying)

Paparan yang berlebihan di media sosial meningkatkan risiko perundungan siber. Anak-anak bisa menjadi target komentar negatif dan kritik yang tajam dari orang yang tidak dikenal. Pengalaman ini bisa sangat menyakitkan dan meninggalkan bekas luka emosional yang dalam.

Studi Kasus dan Penelitian

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu sering tampil di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan psikologis. Misalnya, sebuah studi yang dilakukan oleh University of Michigan menemukan bahwa anak-anak yang diekspos secara berlebihan di media sosial cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.

Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal "Pediatrics" juga menunjukkan bahwa anak-anak yang sering tampil di media sosial cenderung memiliki masalah dalam hubungan sosial mereka. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya karena terlalu fokus pada citra mereka di media sosial.

Saran untuk Orang Tua

1. Batasan yang Jelas

Orang tua perlu menetapkan batasan yang jelas mengenai berapa banyak dan jenis konten apa yang boleh dibagikan. Penting untuk menghormati privasi anak dan tidak mempublikasikan momen yang seharusnya tetap pribadi.

2. Libatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan

Sebelum memposting sesuatu tentang anak, libatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Tanyakan apakah mereka nyaman dengan konten tersebut. Ini membantu anak merasa dihargai dan memiliki kontrol atas representasi diri mereka di media sosial.

3. Edukasi tentang Media Sosial

Penting bagi orang tua untuk mengedukasi anak tentang risiko dan manfaat media sosial. Anak-anak harus memahami bahwa media sosial bukanlah segalanya dan bahwa kebahagiaan sejati tidak diukur dari jumlah pengikut atau like.

4. Perhatikan Tanda-Tanda Stres dan Kecemasan

Orang tua harus peka terhadap tanda-tanda stres atau kecemasan pada anak. Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, mungkin sudah saatnya untuk mengurangi eksposur mereka di media sosial.

5. Fokus pada Pengalaman Nyata

Alih-alih menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menciptakan konten, orang tua sebaiknya fokus pada pengalaman nyata yang dapat dinikmati bersama anak. Kegiatan di dunia nyata seperti bermain, belajar, dan berinteraksi dengan teman sebaya sangat penting untuk perkembangan psikologis anak.

Kesimpulan

Menjadikan anak sebagai konten demi popularitas memang bisa memberikan keuntungan jangka pendek, namun risiko psikologis jangka panjang tidak bisa diabaikan. Penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan anak mereka. Dengan batasan yang jelas, edukasi yang tepat, dan fokus pada pengalaman nyata, orang tua bisa membantu anak tumbuh dengan sehat dan bahagia di era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun