Mohon tunggu...
Friska Silitonga
Friska Silitonga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 - Universitas Airlangga

Menulis, membaca, menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Generasi Z, si Pemalas, Lemah, dan Depresi?

8 Juni 2022   08:02 Diperbarui: 8 Juni 2022   08:38 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, jumlah generasi Z yang sangat banyak dapat membawa keuntungan bagi Indonesia apabila generasi ini dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sigap dan bertanggung jawab. Namun, pada kenyataannya. 

Generasi Z sering kali mendapatkan stigma sebagai generasi yang malas, lemah, dan sering mengalami depresi sehingga masyarakat meragukan generasi z dalam hal memajukan bangsa Indonesia. 

Stigma bahwa generasi Z merupakan generasi yang lemah secara mental dan depresi didukung dengan adanya data statistik yang dikeluarkan oleh  The Centers for Disease Control and Prevention yang menunjukan adanya peningkatan kematian yang disebabkan bunuh diri pada usia 10-24 tahun. 

Peningkatan ini terjadi dari tahun 2007-2017 dimana kenaikan tersebut terjadi sebanyak 56%. Hal yang sama juga juga disampaikan oleh  Pew Research Center, dimana dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa generasi z yang yang kesehatan mentalnya terganggu meningkat sebanyak 13% dan akan terus meningkat.

Lebih lanjut, stigma lainnya yang menempel pada generasi Z adalah generasi yang pemalas. Sama halnya dengan stigma lemah dan depresi, masyarakat menganggap generasi Z sebagai generasi yang pemalas bukan tanpa alasan. 

Rata-rata waktu mereka bertahan di dalam suatu pekerjaan pasti lebih sedikit daripada generasi di atasnya, dimana rata-rata lama Gen-Z dalam suatu pekerjaan (sejauh ini) adalah sekitar  2 tahun. 

Data-data tentang stigma generasi z yang buruk meninggalkan keraguan dan kekhawatiran dalam benak masyarakat akankah generasi z dapat menjadi generasi yang siap untuk dunia kerja dan membawa perubahan bagi negara Indonesia.

Sumber: theprofessionalcentre.com
Sumber: theprofessionalcentre.com

Pada kenyataanya, stigma-stigma buruk yang melekat pada generasi Z tidak sepenuhnya salah. Artinya, data-data yang disampaikan merupakan data valid yang tidak bisa dibantah. 

Sebagian dari generasi Z memang lebih rentan mengalami depresi dan sering berpindah-pindah pekerjaan, namun satu hal yang perlu diketahui bahwa data tersebut tidak bisa digunakan untuk menghakimi generasi Z sebagai generasi yang lemah, malas dan sering mengalami depresi. 

Sebagian stigma buruk ini muncul karena cara menilai generasi yang dibentuk oleh masyarakat modern dan fokus pada teknologi dengan standar beberapa dekade yang lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun