Kelompok Tani Angsana memanen sayur setiap hari, di pagi hari kelompok tani memanen semua sayuran yang sudah siap di panen lalu mulai di bersihkan hingga bersiap untuk berjualan. "ini kita panen tiap hari, pagi-pagi saya panen dulu semua taneman yang siap panen.Â
Saya bersihin terus saya iket semua sayur untuk berjualan, tapi sebelum berjualan saya tanem lagi bibit-bibit sayuran di lahan yang sebelumnya saya panen biar besok pagi sayurnya udah siap panen dan bisa berjualan lagi.Â
Seperti sekarang ini, kita memanen kacang panjang, terong, sawi, pakcoy setelah saya panen ya saya tanem lagi bibir sawi dan pakcoy ini" tutur pak ian selaku pengurus kelompok tani.
Pak ian juga berkata bahwa sebenarnya sayur organik ini lebih mahal harganya daripada sayur biasa, seperti pokcoy organik 1 ikat diluar  harganya bisa 15 ribu, tapi dijual pada masyarakat hanya 2.500. "ya karna sayur ini organik, pastinya lebih mahal ya.Â
Dari perawatan juga harus lebih hati-hati, tapi karena tujuan kelompok tani ini untuk masyarakat jadi kita jual murah aja biar orang yang kurang mampu juga bisa tetap makan sayur dan tidak kelaparan" tutur pak ian.
Setelah memanen dan menanam kembali sayur di lahan pertanian ini, pak ian dan frisil mulai berjualan keliling komplek untuk menawarkan sayur hasil panen dari Kelompok Tani Angsana. Pak ian sudah mengetahui beberapa warga yang berlangganan membeli sayur ini.Â
Tidak butuh waktu yang lama sayur pun habis terjual oleh warga RW 012. Setelah berjualan frisil pun kembali membantu pak ian untuk menanam jagung di lahan Kelompok Tani Angsana, frisil diajari bagaimana cara menanam sayur organik agar dapat tumbuh dengan baik dan cepat.Â
Kelompok Tani Angsana RW 012 ini menjadi harapan masyarakat agar dapat membuat masyarakat yang kurang mampu tidak kelaparan dengan membeli sayur ataupun menanam langsung sayur itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H