Mohon tunggu...
Florit P. Tae
Florit P. Tae Mohon Tunggu... Lainnya - -

Menulis Artikel dan Opini

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ketengangan Romo Magnis dan Yusril Ihza Mahendra di Sidang MK

23 April 2024   02:39 Diperbarui: 23 April 2024   02:44 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KETEGANGAN ROMO MAGNIS SUSENO DAN YUSRIL IHZA MAHENDRA DI SIDANG MK.

Oleh: Florit Tae

Memberi kesaksian pada suatu persidangan merupakan tanggung jawab Moral semua orang yang memiliki keahlian pada tema-tema yang disidangkan. Sebab, kesaksian saksi Ahli, dapat menjadi rujukan pertimbangan Majelis Hakim dalam rangka memutuskan suatu perkara.

Belakangan ini, di ruang Publik Media sosial  bertebaran konten tentang Romo Magnis Suseno.
Gagasan dan keterlibatan Romo Frans Magnis menjadi buah perbincangan khalayak masyarakat. Ada yang memuji kehadirannya, ada juga yang menyerang lantaran ia bersaksi dan menyebut nama Jokowi dalam pusaran pemilu 2024 Kemarin.

Saya tidak berupaya menulis di sini, apakah Romo Magnis benar atau salah ketika menyebut Presiden Jokowi. Bahkan, saya juga tidak berniat menulis tentang apa yang diucapkan Romo Magnis berdasar pada data dan fakta atau tidak.
Saya hanya sungguh-sungguh ingin mengapresiasi keberanian dan kemauan Romo Magnis untuk memberi kesaksian pada persidangan Sengketa Pemilu Presiden-wakil Presiden di MK.

Kita perlu sadar, bahwa tidak banyak tokoh secara berani dan terbuka mengucapkan nilai-nilai, prinsip-prinsip hidup yang bermartabat di tengah-tengah pertarungan kepentingan. Apalagi, membicarakan etika dan moralitas, ketika semua orang berdiri pada perspektif yang tidak lagi objektif, melainkan subjektif.

Bagi mereka yang kalah, etika menjadi senjata untuk menyerang bahkan etika menjadi sesuatu yang mudah diucapkan.
Sedangkan, bagi mereka yang menang, etika dan Moralitas bergantung pada menguntungkan atau tidak. Dengan kata lain, semua yang berdebat dan memperdebatkan etis atau tidak beretika, moral atau tidak bermoral bergantung pada persepsi dan kepentingan. Dalam hal ini, setiap ucapan dan isi perdebatan selalu bermakna ganda dan bukan bermakna tunggal.

Kesediaan Romo Magnis dalam bersaksi sebagai saksi Ahli, menunjukan bahwa kendati pertarungan yang terjadi di MK adalah pertarungan kepentingan yang mengatas namakan Rakyat, tapi ada nilai prinsip dari Etika dan Moralitas yang harus dijelaskan.

Bagi saya, Romo Magnis dan Yusril Ihza Mahendra sama-sama benar. Romo Magnis mempersaksikan prinsip etika-dan Moralitas dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, sekaligus mengkhotbahkan prinsip etika dan Moralitas yang harus dihidupi oleh manusia dalam sektor apapun.
Sedangkan, Yusril Ihza Mahendra menegaskan perbedaan antara Etika-moralitas sebagai prinsip hidup dan Kode Etik sebagai prinsip dasar Profesi. Dan Yusril sesungguhnya sependapat dengan Romo Magnis bila membicarakan etika dan Moralitas sebagai prinsip hidup manusia.

Perbedaan pendapat yang pada akhirnya menjadi buah perbincangan oleh pendukung 01 dan 03 Vs 02 adalah karena Yusril Ihza Mahendra tidak sepakat bila etika dan Moralitas yang disampaikan oleh Romo Magnis harus dilekatkan pada persoalan Pelanggaran Kode Etik. Sebab, memang kode etik sebagai etika Profesi, berbeda pemahaman dengan etika dan moralitas sebagai prinsip hidup.

Sebagai contoh, seorang perampok akan melanggar kode etik jika ia menemukan harta di rumah orang, lalu tidak merampoknya.  
Sedangkan, seorang aparat keamanan akan melanggar kode etik, kalau dia merampok harta orang lain.
Keduanya sama-sama merampok, yang satu tidak melanggar kode etik, sedangkan yang lain melanggar kode etik.

Yusril Ihza Mahendra membicarakan kode Etik, sedangkan Romo Magnis Suseno membicarakan etika dan Moralitas.
Inilah penyebab perbedaan pendapat antara Romo Magnis Suseno dan Yusril Ihza Mahendra.

Mengapa, peristiwa di MK menjadi perbincangan hari-hari ini. Sesungguhnya karena Romo Magnis memberi kesaksian ketika Ia sudah dipersepsikan sebagai pendukung 03 (atau juga karena Romo Magnis memberi kesaksian sebagai saksi Ahli 03), itulah mengapa, menurut saya membuat Yusril Harus mendebatkan gagasan yang diucapkan Romo Magnis.

Kendati, perbincangan akan terus berlanjut, saya sungguh mengapresiasi ketegasan Romo Magnis Suseno. Ia merupakan tokoh yang sungguh-sungguh mencintai Indonesia dengan segenap hati. Ia hanya mau mengkhotbahkan apa pentingnya etika dan moralitas sebagai prinsip Hidup. Etika dan moralitas harus serentak di hidupi dalam berbagai sektor pelayanan seseorang.
Romo Magnis adalah seorang tokoh agama yang menampilkan kerendahan hati dan selalu mempersaksikan Kristus yang ia Imani. Kendati, ada kekeliruan tertentu, Romo Magnis tidak berjuang karena kepentingan diri. Ia hanya mengabdikan diri untuk mendidik masyarakat menjadi bangsa Indonesia yang beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun