Sebagai contoh, seorang perampok akan melanggar kode etik jika ia menemukan harta di rumah orang, lalu tidak merampoknya. Â
Sedangkan, seorang aparat keamanan akan melanggar kode etik, kalau dia merampok harta orang lain.
Keduanya sama-sama merampok, yang satu tidak melanggar kode etik, sedangkan yang lain melanggar kode etik.
Yusril Ihza Mahendra membicarakan kode Etik, sedangkan Romo Magnis Suseno membicarakan etika dan Moralitas.
Inilah penyebab perbedaan pendapat antara Romo Magnis Suseno dan Yusril Ihza Mahendra.
Mengapa, peristiwa di MK menjadi perbincangan hari-hari ini. Sesungguhnya karena Romo Magnis memberi kesaksian ketika Ia sudah dipersepsikan sebagai pendukung 03 (atau juga karena Romo Magnis memberi kesaksian sebagai saksi Ahli 03), itulah mengapa, menurut saya membuat Yusril Harus mendebatkan gagasan yang diucapkan Romo Magnis.
Kendati, perbincangan akan terus berlanjut, saya sungguh mengapresiasi ketegasan Romo Magnis Suseno. Ia merupakan tokoh yang sungguh-sungguh mencintai Indonesia dengan segenap hati. Ia hanya mau mengkhotbahkan apa pentingnya etika dan moralitas sebagai prinsip Hidup. Etika dan moralitas harus serentak di hidupi dalam berbagai sektor pelayanan seseorang.
Romo Magnis adalah seorang tokoh agama yang menampilkan kerendahan hati dan selalu mempersaksikan Kristus yang ia Imani. Kendati, ada kekeliruan tertentu, Romo Magnis tidak berjuang karena kepentingan diri. Ia hanya mengabdikan diri untuk mendidik masyarakat menjadi bangsa Indonesia yang beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H