Sosial
Menurut KBBI sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan umum. Sedangkan menurut Keith Jacobs sosial merupakan sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs atau komunitas. Secara garis besar sosial adalah tentang individu satu dengan yang lainnya, suatu hal yang terjadi didalamnya, dan bagaimana itu terjadi. Maka penulis dengan sengaja menggunakan kata imbuhan "ber" dengan artian "melakukan sosial" yaitu adanya perilaku dan kejadian yang dilakukan oleh sekelompok atau individu terhadap lingkungannya.
Etika Bersosial dalam Pandangan Islam
Agama islam telah mengatur umatnya sedemikian rupa dalam berbagai jenis etika, salah satunya adalah etika bersosial. Hal ini dapat menjadi pandangan bahwa Islam merupakan agama yang mengedepankan kemashlahatan manusia, baik secara individu terlebih sebagai masyarakat yang saling berinteraksi. Menurut Imam asy-Syathibi lingkup kemashlahatan itu mengenai pengertian (a) dharuriyyat (tidak boleh tidak/mendesak) yaitu kemashlahatan dalam memelihara agama baik segi moralitas ataupun spiritualitas, jiwa, akal pikiran, keberlangsungan hidup (keturunan); (b) hajiyyat (mewujudkan keringanan untuk menghilangkan kesulitan); (c) tahsiniyyat (etika, adab, atau sopan santun). Artinya siapapun itu yang mengamalkan suau ajaran Islam atau bahkan mensyiarkannya namun keluar dari ketiga dasar kemashlahatan diatas, maka ialah yang merusak dirinya dan agamanya. Bahkan dalam sebuah hadis Rasulallah SAW menyampaikan suatu perilaku yang dapat menjadikan seseorang masuk surga:
Â
: . : . . Â
Â
Artinya: " Dari Abu Darda' ia berkata: "Ada seorang laki-laki berkata": "Ya Rasulallah tunjukkan kepada saya atas suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga? Rasulullah bersabda: "Janganlah engkau marah, maka surga bagimu." (H.R Thabrani)"
Â
Didalam interaksi dan komunikasi sosial terdapat emosi marah yang biasanya dijadikan sebagai pertahanan individu karena kesepian, panik, atau terluka. Emosi marah juga biasa muncul ketika kebutuhan dan motif manusia tidak terhambat terpenuhi (terhambat). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemarahan individu ada dari aspek kondisi fisik, psikis, serta moralitas yang kurang baik. Individu yang memilki mental yang sehat dan kondisi kesehatan yang baik akan dengan mudah untuk dapat mengontrol emosinya, sebaliknya orang dengan kondisi kesehatan mental yang kurang baik akan kesulitan untuk mengendalikan emosinya.
Â