Pagi itu selepas brifing pagi, Putri bergegas menyiapkan berkas pembukaan rekening nasabah. Sebagai seorang Marketing Officer, Putri memang lebih sering berada di luar kantor untuk mencari nasabah baru maupun sekedar kunjungan pada nasabah prioritas bank tempatnya bekerja. Pagi itu dia harus segera bertemu dengan Pak Edy pengusaha tekstil terbesar di kotanya karena siangnya Pak Edy akan pergi ke Jepang untuk keperluan bisnis.
“Mba Put, aku tunggu di lobi ya,” kata Farida asistennya.
“Ya...ya, kamu duluan aja deh, aku masih nyari berkas surat kuasa untuk pegawai suruhannya. Tadi aku letakan di sini tapi kok udah ga ada ya? Oh ya, jangan lupa bawa sekalian berkas pembukaan rekening buat pegawai pabriknya,” Putri mengingatkan.
“Iya, ini sudah saya bawa,” Farida menunjuk tas keranjang berisi berkas pembukaan rekening di dekat kursi kerjanya.
Melihat Putri masih sibuk mencari berkas, Farida berkata
“Mba, suratnya nyusul aja ngga apa-apa, ntar keburu siang Pak Edy mau ke Jepang lho,” saran Farida.
“Tenang aja, tunggu 2 menit lagi aku segera datang,” ujar Putri sambil terus membongkar tumpukan file di mejanya.
Baru saja Farida berlalu, Putri sudah menemukan berkas surat kuasa itu di tumpukan map paling bawah. Dia bernafas lega lalu merapikan berkasnya dan buru-buru keluar menuju loby. Saat membuka pintu Banking Hall, seorang ibu-ibu yang tampaknya juga sedang terburu-buru menabraknya hingga berkas yang dibawanya berserakan di depan pintu. Sekilas dia melihat wajah ibu-ibu itu, seorang wanita berusia 50 tahunan yang anggun dan cantik. Dia mengatakan sesuatu namun Putri tak mendengarnya karena dia sedang fokus pada berkasnya. Dia hanya mendongak sekilas lalu berkata
“Maaf..maaf ya Bu, saya buru-buru.”
Wanita itu kemudian masuk ke Banking Hall, setelah berkasnya terkumpul, Putri segera berdiri melangkah menuju pintu menuju lobi depan. Namun ada hal yang aneh, tiba-tiba saja situasi di lobi depan tampak sepi, tidak ada nasabah yang berlalu lalang, parkiran juga sepi, tak ada satu mobilpun yang parkir. Putri sejenak tertegun, dia teringat dengan Farida yang katanya akan menunggunya di depan lobi. Namun saat itu dia tidak melihat keberadaan Farida di lobi, begitu juga Security yang berjaga di loby, semua menghilang seperti ditelan bumi.