Mohon tunggu...
Frey Immanuel
Frey Immanuel Mohon Tunggu... -

menulis dengan sederhana. \r\n var sc_project=11800296; var sc_invisible=0; var sc_security="c1965a9a"; var scJsHost = (("https:" == document.location.protocol) ? "https://secure." : "http://www."); document.write("");

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Papandayan Trip, Part 2: Langkah Pertama

2 Februari 2016   16:04 Diperbarui: 3 Februari 2016   17:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Woy, naik ga?!" Om-om tua dengan kaca mata hitam ala rolling stone, dengan anting anting cuma sebelah, memakai bandana bertuliskan Slankers memaksa remaja ini untuk melangkahkan kaki pertamanya di dalam monster berkaki empat, berkecepatan 120 tenaga kuda, mampu menelan 12 orang dewasa, memiliki suara nyaring, kencang, dan menggema bernama ANGKOT.

Ini pertama kalinya remaja ini menaiki sebuah angkot. Selama satu jam, satu album dari Sheila on 7 , sudah dua kali diputar. Konon, katanya, hanya angkot yang menggunakan lagu ini yang laris. Satu jam. Tibalah di suatu tempat bernama terminal. Dunia berasa bergetar, memutar mengitar remaja ini, seolah - olah matahari pun ikut mencibir. Tidak tahan dengan perjalanan tadi, semua isi perut remaja ini terkuras, cairan seperti susu di warnai dengan ukiran mi instan yang sudah mengembang dengan sedikit warna hijau sawi keluar menghiasi pinggir jalan kota itu.

BACK TO:

JANUARI 2016,

Saya belom bisa move on, bukan dari angkot, bukan pula phobia. Tapi berkendara dengan kendaraan roda tiga atau lebih dengan waktu di atass 30 menit membuat perut saya bergejolak layaknya masa itu. Saya harus melangkah, saya harus bergerak. Pintu mobil hanya selangkah didepan saya. Papandayan, yang katanya gunung wisata yang sangat indah ada di depan mata, saya hanya butuh satu langkah!

Saya mengambil satu tarikan nafas panjang, saya yakin dengan tujuan saya. Saya harus Move on. Ini bukan langkah pertama saya seperti masa lalu, sudah jutaan langkah sudah dilalui, sudah ratusan angkot saya naiki, saya tidak takut. Ini adalah langkah pertama saya, menuju Papandayan.

katanya ini gunung wisata.

 

-bersambung-

 

(masih berusaha konsisten)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun