Kereta api menjadi salah satu moda transportasi yang banyak diminati masyarakat untuk mengantarkan ke berbagai tempat tujuan. Peningkatan jumlah pengguna jasa kereta api menjadi hal yang lumrah dialami oleh KAI pada musim libur Natal dan Tahun Baru. Tentunya, KAI sudah menyiapkan strategi untuk memenuhi permintaan penumpang, salah satunya dengan menambah jumlah armada kereta api.
Selain untuk mengakomodasi permintaan penumpang yang terus meningkat, penambahan armada kereta api oleh KAI juga mengundang perhatian dari para penggemar transportasi ini. Pasalnya, KAI melakukan mutasi 6 unit lokomotif seri CC 201 dari Sumatra sebagai tambahan armada di Jawa. Lantas, apa yang membuat 6 Lokomotif ini begitu menarik di mata Railfans?
Lokomotif CC 201
Lokomotif CC 201 merupakan lokomotif yang sangat sering dijumpai ketika kita bepergian naik kereta api. Didatangkan pertama kali pada tahun 1977, persebarannya luas dari Sumatra hingga Jawa. Secara umum, lokomotif pabrikan General Electric Transportation, AS, ini punya ciri-ciri yang mudah untuk dikenali, dengan bentuk body dan kabin yang dominan kotak, serta memiliki "hidung" yang juga kotak.
Mayoritas lokomotif CC 201 di Pulau Jawa saat ini memiliki penampilan yang sama, dengan skema warna putih oranye dan logo KAI di bagian samping body dan ujung kabin, Namun, 6 unit lokomotif CC 201 yang didatangkan dari Pulau Sumatra tersebut punya keunikan yang tidak dimiliki oleh lokomotif CC 201 di Jawa
Merah Biru"RnB" Seragam Perumka
Perbedaan paling mencolok dari Lokomotif CC 201 asal Sumatra ini adalah warnanya. Berbeda dari mayoritas lokomotif di Jawa, 6 unit lokomotif mutasi ini memiliki skema warna merah pada bagian kabin dan ujung panjang lokomotif, serta warna biru di tengah body lokomotif.Â
Skema warna ini dijuluki dengan livery "RnB" yang merupakan singkatan dari Red n Blue. Livery RnB ini merupakan ciri khas kereta api pada era PERUMKA. Sebelum kedatangan 6 unit lokomotif ini, keberadaan lokomotif livery RnB terbilang sangat langka di Jawa. Hanya terdapat 1 unit lokomotif dengan seri CC 201 83 48 SDT yang menggunakan livery RnB di Jawa.Â
Sebelumnya, terdapat 2 unit lokomotif mutasi dari Sumatra yang juga masih menggunakan livery RnB, namun, satu dari Lokomotif tersebut sudah berganti warna mengikuti standar livery kereta api di Jawa.
Tralis Jendela dan Box Multiple Unit
Selain perbedaan warna, lokomotif yang didatangkan dari Sumatra memiliki ciri khas lain yang sudah tidak dimiliki oleh lokomotif di Jawa. Pada bagian jendela kabin, lokomotif-lokomotif ini memiliki tralis yang berfungsi sebagai proteksi untuk kru masinis di dalam kabin.
Selain tralis jendela, lokomotif endemik Sumatra ini juga masih memiliki Box MU atau Multiple Unit. MU ini digunakan ketika 2 lokomotif atau lebih digabungkan untuk mendapatkan daya yang lebih besar dengan kendali terpusat di satu lokomotif saja. Hal ini umum dilakukan di Sumatra untuk menarik rangkaian kereta dengan beban berat seperti rangkaian batu bara.
Di Jawa, Multiple Unit sangat jarang digunakan karena semua rangkaian kereta bisa ditarik oleh 1 lokomotif saja, Sehingga Box MU sudah tidak diperlukan lagi, namun perangkat MU masih terpasang di setiap lokomotif, hanya saja tidak terlihat dari luar.
Sebagian dari 6 unit lokomotif mutasi ini juga ada yang tidak memiliki lampu kabut. Biasanya, lokomotif yang belum memiliki lampu kabut tidak diperbolehkan untuk melakukan perjalanan jauh karena belum memenuhi standar operasional di Jawa.Â
Namun, beberapa lokomotif tanpa lampu kabut ini bahkan sudah berkelana jauh di Jawa sejak kedatangannya.
Nah, itu dia beberapa keunikan dari lokomotif endemik Sumatra yang kini bertugas di Pulau Jawa, menambah warna warni perkeretaapian di tanah Jawa.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H