Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Spiritualitas Pengorbanan dalam Hidup Selibat

14 November 2019   10:40 Diperbarui: 14 November 2019   10:44 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kan. 247  1 Hendaknya mereka dipersiapkan dengan pendidikan yang sesuai untuk menghayati status hidup selibat, dan belajar menghargainya sebagai anugerah istimewa dari Allah.

Kan. 277  1 Para klerikus terikat kewajiban untuk memelihara tarak sempurna dan selamanya demi Kerajaan surga, dan karena itu terikat selibat yang merupakan anugerah istimewa Allah; dengan itu para pelayan suci dapat lebih mudah bersatu dengan Kristus dengan hati tak terbagi dan membaktikan diri lebih bebas untuk pelayanan kepada Allah dan kepada manusia.

Kan. 291 Selain yang disebut dalam kan. 290, 10, hilangnya status klerikal tidak membawa serta dispensasi dari kewajiban selibat, yang diberikan hanya oleh Paus.

Kan. 599 Nasihat injili kemurnian yang diterima demi kerajaan Allah, yang menjadi tanda dunia yang akan datang dan merupakan sumber kesuburan melimpah dalam hati yang tak terbagi, membawa- serta kewajiban bertarak sempuma dalam selibat.

Kan. 1037 Calon untuk diakonat permanen yang tidak beristri, demikian pula calon untuk tahbisan presbiterat, jangan diizinkan untuk menerima tahbisan diakonat, kecuali secara publik di hadapan Allah dan Gereja menurut upacara yang sudah ditetapkan, telah menerima kewajiban selibat, atau sudah mengucapkan kaul kekal dalam tarekat religius.

Yang keenam : 

Dari semua poin yang telah diuraikan di atas, kita sampai pada titik simpul bahwa selibat merupakan suatu kerohanian untuk mendekatkan diri dengan Allah, demi Allah dan hanya untuk Allah. 

Selibat bukan pelarian. Selibat bukan mandul. Selibat bukan impoten. Selibat adalah suatu kesadaran aktif, termasuk sadar bahwa yang memilih masih berstatus sebagai yang bertubuh dan berdarah, dan karena itu saya dorong seksual harus tetap ada. Daya tarik terhadap lawan jenis dan sesama jenis, harus tetap ada. Kalau saya tarik itu, tidak ada, seorang selibater akan menghadapi gangguan berat dalam karya pastoralnya. 

Dengan hidup tidak menikah, sebenarnya seorang selibater ingin menegaskan bahwa cintanya masih muda dan hatinya masih bebas. Dan kedua-duanya masih murni. Kepada setiap orang yang mendatanginya, seorang selibater seakan-akan memperlihatkan bahwa ia masih single dan masih terbuka kemungkinan untuk diperolehnya. 

Kesadaran seperti di atas, dalam arti rohani merupakan suatu daya dorong yang memberi semangat, agar seorang selibater, di tengah menghayati hidup selibat sebagai pengorbanan, ia pun tetap bergairah dalam karya pastoral, ketika didatangi ataupun ketika ia menjumpai siapa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun