Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selibat Butuh Sahabat, Sahabat Butuh Selibat

24 Juli 2019   06:45 Diperbarui: 24 Juli 2019   08:21 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada titik ini, seorang kaum terpanggil harus terus memupuk kemesraan yang intim bersama dengan Yang Illahi. Selibat merupakan tanda relasi yang intim bersama dengan Yang Illahi.

Menurut Paus Fransiskus, sebagaimana dilansir oleh Kompas.com, 27/05/14, "walaupun selibat bukanlah dogma karena itu terbuka kemungkinan untuk bisa berubah, tetapi ajaran Gereja Katolik menandaskan bahwa  hidup selibat harus terus dihormati dan dipupuk oleh kaum rohaniwan, biarawan/biarawati, karena melaluinya mereka mendedikasikan diri secara total, mengambil Gereja sebagai "istrinya" dalam melaksanakan misinya,"pungkas Paus Fransiskus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun