Sebetulnya, umat perlu sadar kalau memang pemberian seperti itu, kategorinya sebagai derma maka umat tidak perlu merasa bertanggung jawab untuk harus memilih si pemberi.
Lagipula berderma ya berderma. Tidak ada derma politik. Derma memang hakekatnya ditujukan untuk kepentingan umat dalam kehidupan menggereja tetapi bukan untuk kepentingan politik.
Menurut hemat saya, para pejabat Gereja perlu sadar dan kritis. Kalaupun pemberian itu tulus, memang patut diterima.
Tetapi perlu diselidiki dari mana uang itu diperoleh. Jangan sampai hasil korupsi diberi sebagai derma atau sumbangan untuk Gereja yang seharusnya perlu menolak sumbangan seperti itu.
Semestinya para politisi perlu sadar bahwa tindakan memberi sesuatu kepada umat dan Gereja, pertama-tama perlu dipandang sebagai perbuatan iman.
Karena itu, kalau mengharapkan imbalan berupa suara demi kemenangan politik merupakan sesuatu yang kontradiktif dengan sendirinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI