Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Kawan Siapa Lawan

17 November 2018   00:28 Diperbarui: 17 November 2018   15:22 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai komentar para penonton pun segera terdiam ketika hendak ditampilkan mata acara berikutnya. Tenunan syair kata dari kedua MC pun benar-benar membahasakan kesatuan seluruh penampilan dan peragaan mereka. Saking menariknya, hingga para penonton terus menghendaki penampilan mereka.

Sebagai mata acara penutup, mereka memperagakan perbedaan dengan awalnya saling menuduh di antara dua kubu; kubu satunya berpakaian warna merah dan kubu lainnya berpakain waarna putih. Mereka tidak saling mengakui bahkan saling memaksa. Yang merah tidak mau mengakui yang putih, demikian sebaliknya, yang putih tidak mau mengakui yang merah. Akhirnya, mereka disatukan dengan filosofi dan makna Sang Saka Merah Putih sembari bersama-sama melantunkan lagu Indonesia Merah Darahku Putih Tulangku. Itulah Indonesia, yang beraneka ragam adanya tetapi tetaplah satu luhurnya.

Mengakhiri penampilan mereka yang luar biasa ini, Praeses (kepala rumah) Seminari; Rm. Herman Punda Panda, Pr,  mengapresiasi penampilan mereka dengan menyampaikan kesannya terhadap acara yang mereka tampilkan. Dr. Teologi Dogmatik ini menandaskan bahwa walaupun politik, budaya dan keseharian hidup selalu diwarnai dengan  berbagai konflik tetapi selalu ada upaya untuk hidup damai dan bersatu. Itulah hidup dalam keanekaragaman bahwa seusai berbagai ketegangan, berbagai konflik selalu ada upaya persatuan dan perdamaian.

Dokpri
Dokpri
Rm. Herman juga menyampaikan bahwa momen seperti ini merupakan momen untuk mengembangkan diri dengan latihan tampil, latihan berekspresi dan latihan berbicara di depan umum. Kita harus akui bahwa tidaklah mudah untuk menampilkan sesuatu yang baik jika tidak dilalui dengan latihan yang intens dan serius. 

Harapnya, semoga latihan-latihan, penampilan dan peragaan malam ini dimaknai secara sungguh tidak hanya berhenti pada malam ini, tetapi terus dikembangkan demi menemukan pola dan strategi yang tepat guna dan tepat sasar untuk menjawabi tantangan zaman, di mana bakat-bakat seperti ini nyaris sirnah dari peredaran karena ketekunan yang dilebihkan pada fasilitas-fasilitas dan tawaran-tawaran instan.

Dokpri
Dokpri
Proficiat untukmu adik-adik tingkat satu Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang. Tulisan ini dipersembahkan untuk mengapresiasi karyamu yang luar biasa.

Dipersembahkan oleh

Fr. Yudel Neno, Frater Tingkat VI, Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang

pada momen penampilan dan peragaan kreasi Fratres tingkat satu STSM, Jumat, 16/11/2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun