Saya menonton malam kreasi yang diselenggarakan oleh para Frater tingkat 1 Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang. Kreasi ini bergerak dalam tema utama Siapa Kawan Siapa Lawan.Â
Kegiatan kreasi ini merupakan program wajib tahunan dalam Lembaga Pendidikan Calon Imam, Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang. Menurut kebiasaan, program ini dikhususkan bagi para frater tingkat satu setiap tahun. Kegiatan dimulai tepat pukul 20.15 hingga pukul 22.15 WITA, bertempat di aula utama Seminari Tinggi.
Di antara kedua kubu tarian ini, tidak ada yang mau mengalah. Mereka tidak mengakui satu sama lain. Di tengah kericuhan ini, muncul seorang tokoh agama (seorang pastor) untuk mendamaikan mereka. Akhirnya mereka pun berhasil didamaikan yang disimbolkan dengan pola tarian gandeng bersama melalui Tebe (tarian Belu, Malaka).
Tontonan lain yang sangat mengusik perhatian para penonton adalah paduan suara yang mereka tampilkan. Mulanya mereka hanya terdiri dari beberapa orang. Kemudian jumlah mereka makin bertambah-tambah hingga mereka didatangi oleh seorang konduktor yang memang sangat hebat memandu musik vocal dan pola peragaan.Â
Lagu-lagu yang mereka nyanyikan pun merdu. Salah satunya adalah lagu Bolelebo (salah satu lagu daerah dari Nusa Tenggara Timur yang hendak membahasakan pentingnya persatuan dan kerukunan antar sesama masyarakat NTT).
Percakapan-percakapan, peragaan-peragaan yang mereka tampilkan, muatannya bercorak filosofis dan teologis. Situasi konflik yang tengah dilakonkan pun benar-benar ditekuni sehingga menyita perhatian para penonton. Pada bagian tertentu, para penonton tanpa suara dan kata, mengapresiasi penampilan mereka dengan berkali-kali memberi aplaus.
Berbagai komentar para penonton pun segera terdiam ketika hendak ditampilkan mata acara berikutnya. Tenunan syair kata dari kedua MC pun benar-benar membahasakan kesatuan seluruh penampilan dan peragaan mereka. Saking menariknya, hingga para penonton terus menghendaki penampilan mereka.
Mengakhiri penampilan mereka yang luar biasa ini, Praeses (kepala rumah) Seminari; Rm. Herman Punda Panda, Pr,  mengapresiasi penampilan mereka dengan menyampaikan kesannya terhadap acara yang mereka tampilkan. Dr. Teologi Dogmatik ini menandaskan bahwa walaupun politik, budaya dan keseharian hidup selalu diwarnai dengan  berbagai konflik tetapi selalu ada upaya untuk hidup damai dan bersatu. Itulah hidup dalam keanekaragaman bahwa seusai berbagai ketegangan, berbagai konflik selalu ada upaya persatuan dan perdamaian.
Harapnya, semoga latihan-latihan, penampilan dan peragaan malam ini dimaknai secara sungguh tidak hanya berhenti pada malam ini, tetapi terus dikembangkan demi menemukan pola dan strategi yang tepat guna dan tepat sasar untuk menjawabi tantangan zaman, di mana bakat-bakat seperti ini nyaris sirnah dari peredaran karena ketekunan yang dilebihkan pada fasilitas-fasilitas dan tawaran-tawaran instan.
Dipersembahkan oleh
Fr. Yudel Neno, Frater Tingkat VI, Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang
pada momen penampilan dan peragaan kreasi Fratres tingkat satu STSM, Jumat, 16/11/2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H