Di sini, rahmat Allah berkarya melalui mereka yang sungguh membaktikan diri pada Allah dan menurut kehendak Allah. Tak ada satupun perjuangan yang berkenan di hadapan Allah dan berkanjang dalam cinta Allah jika perjuangan itu meremehkan martabat manusia.
Sekiranya kita paham bahwa sikap pasrah total Bunda Maria merupakan suatu penegasan akan martabat manusia yang hanya layak di hadapan Allah jika menurut dan menuruti kehendakNya. Sikap ini juga menunjuk pada suatu ekspresi iman yang mudah mendatangkan rahmat kalau kita melepaskan segala kepentingan diri kita dan lebih membaktikan diri untuk kepentingan umum dan kesejahteraan bersama.
Kini, umat Katolik sedang berada dalam lingkaran bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Disebut bulan Rosario karena pada bulan ini, Bunda Maria dihormati secara khusus dengan salah satu devosi yang khusus pula yakni Doa Rosario.
Di setiap Kelompok Umat Basis (KUB), di lembaga-lembaga pendidikan Katolik, kita temukan Doa Rosario dilakukan bergilir dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Ziarah-ziarah rohani dilaksanakan pada tempat-tempat khusus (gua-gua Maria).
Semasa menjalankan Praktek Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di SMK Katolik St. Pius X Insana, saya menyaksikan betul begitu banyak kegiatan ziarah oleh umat dari berbagai penjuru di Timor ini. Walaupun beberapa kali saya temukan bahwa dimensi rekreatifnya jauh lebih nampak daripada niat tulus untuk berziarah.
Tentang Ziarah ini, Paus Benediktus XVI pernah mengatakan bahwa berziarah bukan soal tentang tempat yang kita kunjung itu indah atau tidak; bukan soal orang banyak atau tidak; bukan soal bawa apa atau tidak; bukan soal penampilan menawan atau tidak; bukan soal jarak dekat atau tidak. Berziarah adalah pengalaman mendekatkan diri pada Allah dan mengalami Allah dengan mengunjungi tempat-tempat yang khusus, berbakti dengan cara-cara yang khusus, menjalin persaudaraan iman yang khusus, sebagaimana Allah selalu membuktikan mukjizatNya pada tempat-tempat khusus serentak merenungkan pengalaman St. Bernadetha di Lourdes sebagai pengalaman iman yang menarik.
Di sini, Doa Rosario dan berbagai ziarah yang dilakukan perlu dipahami dan dihayati dalam arti bahwa Allahlah yang sesungguhnya berkenan kepada kita sebagaimana pada mulanya Ia telah berkenan memilih Bunda Maria melalui Malaikat Gabriel untuk mengandung dan melahirkan PuteraNya yang Kudus.
Dengan demikian, penghormatan secara khusus yang diberikan kepada Bunda Maria pada bulan Oktober sebagai bulan Rosario ini merupakan sebuah penegasan identitas kemanusiaan Bunda Maria dan kemanusiaan para umat beriman bahwa kita berkenan di hadapan Allah. Doa dan ziarah yang kita lakukan memang untuk memuliakan Allah tetapi kemuliaan itu tidak datang dari manusia melainkan dari Allah sendiri.
Allah yang mulia itu, pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada Sang Bunda sebagai gadis desa yang sederhana. Dengan ini, kita tahu bahwa Allah pun berpihak pada kemanusiaan umat beriman kalau pola hidup dan pola laku dalam hidup dan karya sehari-hari merupakan suatu realisasi komitmen untuk menjadikan Allah sebagai kekuatan dan kehidupan yang mewarnai dan menggenapi seluruh situasi hidup umat manusia.
*Penulis tinggal di Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H