Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tobat Batin dan Tobat Perilaku dalam Masa Prapaskah

3 Maret 2018   14:25 Diperbarui: 3 Maret 2018   14:30 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengampunan akan sempurna jika, pengakuan itu terjadi sebagai ekspresi cinta akan Allah. Pengampunan tidak sempurna jika pengakuan digerakkan oleh suatu motivasi lain, misalnya sebagai tindakan untuk menyenangkan pastor paroki lainnya. 

Pengakuan tediri dari dua tindakan yakni menyatakan dosa-dosa kepada Imam dan perbuatan silih atau laku tapa yang diusulkan oleh bapa pengakuan kepada orang yang bertobat untuk memperbaiki "kerusakan" yang terjadi akibat dosa. Dengan demikian, mengantar kita menuju pembahasan tentang silih dosa.

Menyilih Dosa

Dosa memutuskan relasi kasih dengan Allah. Banyak dosa juga merusak hubungan dengan sesama. Karena itu setelah seorang peniten mendapatkan penitensi dari bapa pengakuan, ia mesti berkomitmen untuk menjalankannya. 

Penitensi dapat terdiri dari doa, derma, karya amal, pelayanan terhadap sesama, pantang secara sukarela, berkorban, dan terutama dalam menerima dengan sabar salib yang harus kita pikul.

Kekuatan doa dapat menguatkan hati seseorang untuk semakin mencintai Allah dan dengan demikian dimampukan untuk menghindari dosa. Doa ini meningkatkan iman. Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:20). Berderma, bersedekah, puasa dan pantang adalah iman yang mengambil wujud sebagai perbuatan. 

Perubahan Niat dan Tingkah Laku

"Pertobatan mendorong pendosa untuk menerima segala sesuatu dengan rela hati: di dalam hatinya ada penyesalan, di mulutnya ada pengakuan, dalam tindakannya ada kerendahan hati yang mendalam atau penitensi yang menghasilkan buah"

Ada tiga bentuk tobat yang disebutkan Kitab Suci dan para Bapa Gereja yakni puasa, doa, dan memberi sedekah (bdk. Tob 12:8; Mat 6:1-18), sebagai pernyataan pertobatan terhadap diri sendiri, terhadap Allah, dan terhadap sesama. Ketiga bentuk tobat ini menunjuk jelas pada apa yang disebut dengan tobat bathin dan tobat tingkah laku. 

Pertobatan batin ialah suatu dinamika "hati yang patah dan remuk (Mzm 51:19)  yang digerakkan oleh rahmat ilahi untuk menjawab cinta yang penuh kerahiman.. Pertobatan batin ialah suatu dinamika "hati yang patah dan remuk (Mzm 51:19) dari Allah. Pertobatan ini mengandung penyesalan akan dosa-dosa yang telah dilakukan, niat yang kuat untuk tidak berdosa lagi di masa datang, dan percaya akan pertolongan Allah. Orang yang bertobat ini berharap penuh kepada kerahiman ilahi.

Tobat tingkah laku menunjuk pada pertobatan terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan perdamaian, bantuan, bagi orang miskin, pelaksanaan dan pembelaan keadilan dan hukum (bdk. Am. 5:24; Yes 1:1), pengakuan kesalahan sendiri, teguran persaudaraan, pemeriksaan cara hidup sendiri, pemeriksaan batin, bimbingan rohani, penerimaan sengsara, dan ketabahan dalam penghambatan demi keadilan. Setiap hari memikul salibnya dan mengikuti Kristus adalah jalan yang paling aman untuk pertobatan (bdk. Luk 9:23).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun