Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Memoria" tentang Kompasiana

4 November 2017   22:33 Diperbarui: 4 November 2017   22:36 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya ingin berkisah tentang kompasiana. Kisah itu adalah kisah tentang apa yang saya alami dan apa yang saya rasakan. 19 Oktober 2014 merupakan sebuah langkah awal yang istimewah. Saat itu saya mengobrak-abrik google, mencari media online yang tepat, guna mempublikasikan tulisan-tulisan saya. 

Karena menggebunya semangat untuk menulis, akhirnya tulisan pun makin banyak. saya pun mulai memikirkan bagaiamana caranya dan apa medianya, sehingga tulisan-tulisan saya ini dapat diabadikan. Tentunya saya merasa sangat rugi jika tulisan-tulisan ini rusak termakan virus dan saya merasa gagal, jika tulisan-tulisan saya ini tidak memberikan kontribusi dalam khazanah berpikir publik.

Dari antara media online yang saya temukan, saya memfokuskan diri pada media online kompasiana. Ada dengan kompasiana?  Pertanyaan ini menuntun saya untuk mempelajari ketentuan-ketentuan kompasiana secara satu persatu. Setelah itu, segera saya memutuskan untuk mendaftar. 

Proses pendaftaran sangat mudah dan langkah-langkahnya pun sangat sederhana. Sebagaimana menurut hemat saya bahwa media yang tulus pengabdiannya pada publik, tentunya akan menyediakan proses yang mudah dan langkah-langkah yang sederhana. Setelah mengikuti langkah-langkah yang ada, akhirnya saya diakomodir menjadi penulis online.

Motivasi awal untuk menjadi penulis media online sangat sederhana yakni supaya tulisan-tulisan saya dapat dipublikasikan dan dapat dikonsumsi oleh publik. Dalam perjalanan waktu, sembari menulis dan mempublikasikan tulisan, saya pun mulai membaca tulisan dari kompasianer lainnya.

 Motivasi awal akhirnya mengalami perkembangan. Ternyata kompasiana bukan hanya media untuk menulis melainkan juga untuk membaca dan mendapat informasi-informasi aktual dan terpercaya guna menambah khazanah berpikir. Media ini juga menuntun saya untuk memahami dan menghayati segala perbedaan yang ada sebagai kekayaan yang menghiasi bumi pertiwi Indonesia tercinta ini.

Aktivitas menulis, mempublikasikan, membaca dan saling memberi komentar terus berlangsung, sampai pada akhirnya saya menemukan beberapa prinsip yang tersirat dalam media online ini. Prinsip-prinsip ini saya simpulkan berdasarkan kedekatan mendalam saya bersama kompasiana.

Prinsip Keterbukaan

Saya merefleksikan, betapa agungnya keterbukaan kompasiana bagi setiap warga negara Indonesia untuk mempublikasikan karya-karya tulisnya. Saya selalu mengalami bahwa tulisan saya selalu dipublikasikan. Kondisi ini pun mengantar saya sambil bermenung, semangat menulis pun makin dimurnikan. Keterbukaan kompasiana sungguh mengetuk pintu hati saya untuk membuka diri, mengerahkan segala kemampuan saya dan kemudian menulis dengan penuh kegembiraan. Dalam prinsip keterbukaan ini, kompasiana semakin menegaskan pemberlakuan yang sama terhadap setiap kompasianer.

Prinsip Bebas Berpendapat

Ruang dan peluang yang begitu besar mengondisikan saya untuk bebas berpikir dan berpendapat melalui kompasiana. Siapa saja boleh menulis dalam media ini, sejauh ia telah resmi menjadi kompasianer. Ide-ide cemerlang tentang berbagai tema dan situasi dapat dituangkan sejauh tidak menyalahi ketentuan kompasiana. Tulisan-tulisan dipublikasikan menurut rubrik-rubrik yang ada dalam kompasiana, selalu berhasil ditayangkan. Pendapat seperti apapun selalu dipublikasikan. Situasi ini mengantar saya untuk bermenung betapa luhurnya kebebasan yang saya peroleh untuk mengekspresikan kemampuan saya melalui tulisan-tulisan.

Prinsip Keadilan

Beberapa kali saya mendapat peringatan terkait dengan postingan tulisan yang melanggar ketentuan jangka waktu. Jangka waktu setelah posting sebuah tulisan hingga tulisan berikutnya adalah satu jam. Terpacu semangat yang menggebu-gebu untuk mempublikasikan tulisan, saya justeru melupakan jangka waktu ini. Terhadap pelanggaran ini, selalu ada peringatan.

Setelah merenungkan setiap pelanggaran yang saya lakukan dan peringatan yang diberikan, saya menemukan adanya prinsip luhur yang mau ditegakkan. Prinsip itu adalah prinsip keadilan. Saya berani mengatakan ada prinsip keadilan karena kompasiana melalui komitmen jangka waktu ini memberikan kesempatan yang sama dan menyeluruh bagi seluruh kompasianer untuk mempublikasikan karyanya. Kata lainnya, jangka waktu setiap satu jam adalah milik dan peluang bagi setiap kompasianer. Di sinilah letak prinsip keadilannya, bahwa di dalam kompasiana, semua kompasianer memiliki hak dan peluang yang sama tanpa diskriminasi terhadap kompasianer lainnya.

Prinsip Solider

Solider berarti rasa setia kawan. Perasaaan setia kawan ini menguji daya sabar setiap kompasianer untuk memberikan kesempatan pada kompasiner lainnya mempergunakan jangka waktu yang ada untuk mempublikasikan tulisannya. Saya mengalami bahwa rasa setia kawan ini sungguh memupuk semangat kolegialitas antar sesama kompasianer.

Prinsip Identitas

Ketika membaca tulisan dari kompasianer lainnya, saya menemukan suatu tanda contreng pada foto sampul dan di bawahnya ditulis diverifikasi. Saya lalu bertanya-tanya dan secara berulang-ulang mencari informasi dalam google. Akhirnya saya menemukan bahwa verifikasi ini tegasnya merupakan sebuah pengakuan identitas seorang kompasiner melalui KTP (Kartu Tanda Penduduk). Prinsip ini pun benar adanya karena tulisan-tulisan yang terpercaya hanya datang dari tokoh-tokoh yang jelas identitasnya. Dengan itu, kompasiana makin menegaskan siapa penulis yang sebenarnya.

Mengenang prinsip-prinsip yang saya refleksikan dari waktu ke waktu ini, saya terus membangun komitmen pribadi dengan terlibat dalam menulis secara sadar dan aktif. Bagi saya, prinsip-prinsip yang terimplisit dalam kompasiana ini di satu sisi menyediakan tuntutan-tuntutan etis. Tuntutan etis ini sesungghnya merupakan sebuah kondisi yang menuntut tanggapan sadar dari setiap kompasianer.

Tanggung Jawab

Media kompasiana meyakinkan saya untuk turut bertanggung jawab atas perkembangan negara tercinta ini melalui percikan-percikan ide yang dibeberkan dalam kompasiana. Kompasiana menyediakan ruang bagi saya untuk membangun semangat tanggung jawab secara ilmiah. Saya sendiri bertanggung jawab atas tulisan yang berhasil ditayangkan. Walaupun demikian, tidak berarti bahwa kompasiana menghindari tanggung jawab melainkan justeru dengan itu para kompasianer makin diberi ruang untuk belajar dan mampu bertanggung jawab atas apa yang mereka hasilkan sendiri.

Komitmen

Keterbukaan yang luar biasa, semakin membangun komitmen saya untuk berusaha tiada hari tanpa membaca dan menulis. Apa yang saya baca, saya tuangkan dalam tulisan. Apa yang saya tulis, saya publikasikan demi konsumsi publik, dan kompasiana adalah media publik itu.

Kejujuran

Ruang yang begitu luas dan bahkan bebas, sangatlah melatih kejujuran saya untuk menuliskan sesuatu secara orisiniil. Apa yang saya tulis berdasar pada apa yang saya alami dan apa yang saya ketahui. Di sini kejujuran teruji demi menghindari tindakan plagiat dari karya karya orang lain.

Percaya diri

Banyaknya kompasianer dalam kompasiana menjadi pintu masuk bagi banyaknya pembaca, penilai dan pemberi komentar. Meningkatnya para pembaca, bercoraknya para penilai dan berbagai komentar terhadap tulisan, sungguh membangun rasa percaya diri untuk lebih tekun dan gigih dalam mempublikasikan ide-ide yang lebih cemerlang, aktual, menarik, inspiratif dan bermanfaat.

Ketekunan

Ibarat tetesan-tetesan air mampu membobol tegarnya batu karang hanya karena keseringannya, demikian menulis pun membutuhkan ketekunan yang khusus. Rasa tekun ini pun bukanlah suatu rasa sebagai produk dari sikap salah kaprah, sebab kompasiana justeru terbuka 1 x 24 jam bagi setiap kompasianer untuk mempublikasikan karyanya. Keterbukaan dari sisi waktu ini, justeru merupakan sebuah peluang besar bagi saya untuk perlahan namun pasti tekun menulis

Kemauan

Saya sendiri merefleksikan bahwa sekalipun media seperti kompasiana, jika saya tidak mau, otomatis sesuatu tidak akan terjadi. Kemauan memang merupakan kunci bagi setiap aktivitas. Saya membayangkan, jika saya tidak mau, kini saya bukanlah seorang kompasianer.  

Kegembiraan Yang Luar Biasa

Setiap kali membuka kompasiana, saya selalu memperhatikan jumlah pembaca. Merupakan suatu kegembiraan luar biasa bahwa hingga kini terhadap tulisan-tulisan saya, jumlah pembaca mencapai sekitar 15.000 lebih. Tentunya ini bukan suatu tanda keangkuhan melainkan justeru merupakan titik star untuk selalu memulai hingga mencapai jumlah pembaca tak terbatas.  

Mencetak Sejarah

Saya pun patut berbangga karena tulisan-tulisan hasil publikasi dari waktu-waktu lalu, setiap kali kembali dibaca mengisahkan sebuah sejarah tersendiri. Sejarah itu adalah kisah tentang penggunaan waktu. Dan kompsiana adalah media pencetak sejarah itu. Seringkali saya melupakan apa yang telah saya tulis; sering kali saya melupakan inti dari ide-ide yang saya tulis, saya segera mencari di media kompasiana, file-file yang pernah saya publikasikan. Sungguh luar biasa, pembaharuan senantiasa saya alami dengan mengaktifkan peristiwa-peristiwa masa lalu itu. Karena itu, kompasiana merupakan memoria tentang sejarah.

Ruang Pencerahan

Beberapa kali ketika saya lagi sibuk dengan tugas lain, beberapa teman meminta saya untuk berdiskusi bersama dan menyiapkan intisari diskusi. Dengan sangat yakin saya selalu mengatakan kepada mereka untuk segera membuka media online kompasiana dan membaca tulisan-tulisan saya di sana. Menyenangkan karena mereka membaca tulisan-tulisan itu tetapi jauh lebih menggembirakan karena mereka dicerahkan melalui tulisan-tulisan itu.

Media Untuk Membangun Relasi

Sekali waktu saya bertemu dengan sekelompok orang, lalu kami bersenda gurau dan saling berkenalan. Setelah saya menyebutkan nama saya, secara spontan menyusul pernyataan dari salah satu di antara mereka, katanya, ia pernah membaca tulisan saya di kompasiana. Ternyata sebagian dari mereka juga sama sebagai kompasianer. Pertemuan singkat itu, kesannya langsung menimbulkan keakraban karena memiliki status yang sama yakni sebagai kompasianer.

Semangat Antisipatif

Saya pun membaca beberapa terbitan buku yang merupakan kumpulan tulisan dari kompasiana. Saya bercita-cita demikian. Kelak, jika tulisan-tulisan saya memenuhi syarat, saya akan menerbitkan buku dari tulisan-tulisan yang pernah saya publikasikan di kompasiana.

Prinsip-prinsip yang tersirat dalam media online kompasiana sebagaimana telah saya ungkapan sebelumnya, serta nilai-nilai yang saya tanamkan dalam diri sebagai seorang penulis online tentunya belumlah mengantar saya untuk menjadi seorang penulis yang handal. Walaupun demikian, kenangan-kenangan pena bersama kompasiana sungguh membentuk pribadi saya dalam dunia tulis-menulis dari waktu ke waktu. Bagi saya menulis itu mulanya memang sulit tetapi kemudahan selalu datang dari tulisan-tulisan inspiratif yang ada dalam kompasiana. Menulis memang tidak sekedar merangkai kata tetapi lebih dari itu menulis adalah merangkai ide-ide dalam bentuk kata-kata.

Memoria tentang kompasiana, mengingatkan saya akan hakikat ide sebagai peletak segala aktivitas. Ide-ide yang cemerlang akan sempit gaungnya jika tanpa publikasi. Saya mengakui bahwa tulisan-tulisan berkualitas, makin berkualitas karena adanya penilaian dari pihak lain. Penilaian dari pihak lain ini, di satu sisi menempatkan adanya media publikasi sebagai ruang yang ikut menentukan dan mengondisikan adanya sebuah penilaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun