Mohon tunggu...
Frenda maulanarahmanudin
Frenda maulanarahmanudin Mohon Tunggu... Human Resources - Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Efek Single Parent pada Pertumbuhan Kepribadiaan dan Emosional Anak

25 Juni 2024   17:34 Diperbarui: 25 Juni 2024   17:38 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Single parent merupakan kondisi di mana seorang anak dibesarkan oleh satu orang tua akibat perceraian, kematian, atau keputusan pribadi. Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan anak dalam berbagai aspek, termasuk kepribadian, emosional, sosial, dan akademis. Keluarga sebagai kelompok sosial yang mempunyai ciri-ciri hidup berdampingan, kerjasama ekonomi, dan  proses produksi. 

Dengan kata lain, keluarga adalah  unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan  beberapa orang yang terhimpun dalam keluarga. Mereka adalah orang-orang yang mengenali kekuatan dan kelemahan satu sama lain. Saat ini, masyarakat tidak lagi menganggap perceraian sebagai hal yang tabu, memalukan, atau sesuatu yang harus  dihindari. Masyarakat sudah memahami bahwa perceraian merupakan salah satu bentuk perkawinan antara keluarga untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul antara suami dan istri.

Permasalahan orang tua yang berujung pada perceraian seringkali menjadikan anak sebagai korbannya. Tentu saja hal ini  akan menghambat tumbuh kembang anak di masa  pertumbuhannya. Efek perpisahan orang tuanya akan dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung yang bisa dirasakan adalah hilangnya salah satu sosok orang tua yang mungkin saja mereka jumpai setiap hari sebelumnya. Buntut dari semua permasalahan perceraian ini biasanya pada hak asuh atas anak. Dalam prosesnya, anak terluka berulang kali. Kemudian, dampak lainnya akan muncul seiring berjalannya waktu.

Dinamika Emosional dalam Keluarga Single Parent

Dalam dinamika sosial single parent, baik ayah maupun ibu, pola asuh yang diterapkan berdampak pada perkembangan sosial emosional anak. Masalah ekonomi dan psikologis juga dapat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua tunggal untuk memilih pola asuh yang tepat dan menjalin komunikasi yang baik dengan anaknya. Dalam beberapa kasus, orang tua tunggal harus menghadapi berbagai tantangan, seperti masalah ekonomi dan sosial, serta permasalahan psikologis yang dapat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan anak. Dalam sintesis, dinamika sosial single parent memerlukan strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai tantangan yang timbul dan memastikan perkembangan sosial emosional anak yang seimbang.

Efek Single Parent menjadi faktor Pertumbuhan Kepribadian Emosional Anak

Pola asuh single parent dapat memberikan berbagai efek signifikan terhadap pertumbuhan emosional dan kepribadian anak. Efek-efek ini bisa bersifat positif maupun negatif, tergantung pada cara orang tua tunggal mengelola dinamika keluarga mereka dan dukungan yang tersedia. Berikut adalah beberapa efek utama pola asuh single parent dalam pertumbuhan emosional dan kepribadian anak:

Pertama, Anak-anak dari keluarga single parent sering kali belajar untuk menjadi mandiri lebih awal dalam kehidupannya. Seorang anak mungkin lebih terbiasa untuk mengambil tanggung jawab sehari-hari, seperti membantu dengan pekerjaan rumah atau merawat diri mereka sendiri, yang dapat menguatkan rasa kemandirian mereka. Ini dapat membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan kepribadiannya, karena mereka belajar menghadapi tantangan dan membuat keputusan sendiri.

Kedua, Kehidupan dalam keluarga single parent juga dapat mengajarkan anak-anak untuk menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain dan lebih cakap dalam mengelola emosi mereka sendiri. Mereka mungkin belajar mengenali dan menanggapi perasaan orang tua mereka dengan lebih baik, yang memperkaya pemahaman mereka tentang dinamika emosional.

Ketiga, Resiliensi dan Ketahanan Mental: Menghadapi perubahan hidup, seperti perceraian atau kematian pasangan, bisa menjadi ujian yang besar bagi anak-anak dari keluarga single parent. Namun, pengalaman ini juga bisa membangun ketahanan mental mereka. Mereka belajar bagaimana mengatasi kesulitan, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan menghadapi tantangan tanpa adanya dukungan dari dua orang tua.

Mengapa Kondisi single parent dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak?

Kondisi single parent dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam berbagai cara. Karena anak  mengalami perubahan dalam rasa percaya diri, otonomi, dan kemampuan sosial. Mereka bisa menjadi lebih mandiri karena harus membantu orang tua mereka atau, sebaliknya, bisa mengalami ketergantungan emosional yang lebih tinggi. Peran orang tua tunggal dalam mendisiplinkan dan memberikan dukungan emosional juga berpengaruh besar pada perkembangan kepribadian anak.

Single parent dapat memberikan dukungan emosional yang efektif dengan cara terbuka berkomunikasi dengan anak mereka, menunjukkan empati dan perhatian, serta menjaga rutinitas yang konsisten. Selain itu, mencari dukungan eksternal dari keluarga besar, teman, dan profesional seperti konselor atau terapis juga sangat membantu. Single parent perlu memastikan anak merasa dicintai dan didukung meskipun dalam kondisi yang mungkin berbeda dari keluarga dua orang tua.

Single parent memiliki efek yang signifikan terhadap pertumbuhan kepribadian dan emosional anak. Kehilangan sosok seorang ayah sejak kecil lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak dibandingkan dengan kehilangan sosok seorang ibu. Anak yang diasuh oleh single parent cenderung mengalami ketegangan dalam setiap perkembangannya dan memiliki potensi menjadi pendiam, pemarah, atau memiliki sifat lain yang tidak stabil.

Pola asuh orang tua single parent dapat berdampak negatif pada kondisi psikologis anak, memunculkan gangguan emosi pada anak. Ibu single parent memiliki peran ganda dalam membesarkan anak-anaknya, mencari nafkah seorang diri, menyekolahkan anaknya, dan mengurus rumah tangga secara sendiri. Kehilangan sosok seorang ibu sejak kecil lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak, dan kasih sayang seorang ibu tidak dapat digantikan oleh pengasuh siapapun.

Peran single parent ibu dalam mengembangkan kemandirian anak sangat penting. Ibu single parent harus memiliki konsistensi dalam menjalankan peran ganda di sector domestik dan sector publik. Mereka harus dapat memberikan pengertian, lebih sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah dalam keluarganya. Kekompeten orangtua tunggal dapat berpengaruh pada bagaimana orangtua mengasuh anaknya, dan keseimbangan peran domestik dan publik harus dicapai dengan usaha ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan pendewasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun