Mohon tunggu...
Freema H. Widiasena
Freema H. Widiasena Mohon Tunggu... Buruh - Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Suka menyendiri dan suka bersama. Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Patah As

6 September 2019   06:17 Diperbarui: 6 September 2019   06:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang langsung ada di pikiran saya saat bis melintasi kendaraan yang patah as roda itu adalah: betapa dia kalo telat membayar pajak, denda langsung meyergap. Sementara saat dia kena celaka dan harus berkorban waktu, tenaga, terutama biaya karena terkena ranjau darat; maka itu akan sepenuhnya dianggap kecelakaan atau musibah yang enggak dikehendaki bersama. Seolah Tuhanlah penyebab dan yang menakdirkan semua ini.

Hingga hari ini saya enggak pernah mendengar bahwa hal begini adalah karena/sebuah kelalaian pemerintah yang enggak rutin menginspeksi jalanan dan langsung menambal lobang berbahaya yang mengancam keselamatan pengguna jalan raya.

Dan kenapa koq enggak ada inspeksi rutin terhadap lobang pengancam keselamatan pengguna jalan raya? Pasti penyebabnya adalah karena enggak ada anggaran, dan pemerintah kekuarangan SDM untuk bikin unit inspeksi rutin yang terus-terusan berkeliling jalanan sambil membawa bahan untuk menambal lobang pengancam nyawa, setidaknya suspensi kita seperti itu.

Rasa-rasanya, aspal berlubang adalah bukan sesuatu yang menjadi tanggung jawab khusus bagi pihak yang harus(nya) bertanggung jawab untuk itu. Ini semua berasa bukan sesuatu yang lepas tanggung jawab dari siapa yang harusnya bertanggung jawab, melainkan seolah seperti takdir alam.

Saya yakin seperti itu.

-- FHW

Gambar hanya ilustrasi. Saya enggak sempat foto kejadiannya.
24012019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun