Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Nilai Penting di Balik Konten Kearifan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur

7 Oktober 2024   12:59 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:44 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpisah dari persoalan tersebut, kita masih memiliki peluang untuk memperbaiki kecacatan moral generasi muda NTT di mata publik. Di mana, kita bertanggung jawab untuk menerima kritik, saran dan berani mengakui kesalahan kita di masa lalu, demi menatap cerahnya hari esok dan yang akan datang dengan semangat pembaharuan.

Untuk itu, mengemas dan mempromosikan kearifan lokal budaya NTT melalui ragam konten dapat memperkaya sekaligus membuka cakrawala masyarakat di luar NTT untuk melihat bahwasannya di bumi Flobamora ada sejuta kebaikan.

Asalkan kita mengasah kreativitas kita dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai karya digitalnya sesuai dengan kapasitas diri kita sendiri.

Nilai Toleransi

Tolerasi mengandung arti yang majemuk, tergantung dari persepsi setiap orang. Kebudayaan NTT merefleksikan toleransi sebagai wahana yang dapat mempersatukan perbedaan.

Berbeda bukan berarti kita harus saling bermusuhan. Melainkan, perbedaan karakter, kebudayaan, cara pandang, dan hal-hal yang urgent dan universal sebagai jalan menuju pada pertumbuhan kita di era digital.

Bertumbuh dan berkembang dalam cara pandang kearifan lokal NTT adalah memberikan dampak postif kepada setiap makhluk hidup, tanpa mendiskreditkan ciptaan Tuhan yang lainnya.

Untuk itu, melalui ke-4 poin di atas, sejatinya merupakan pemenuhan dari poin kelima ini. Karena kita kita sudah merefleksikan nilai religi, nilai estetika, nilai gotong royong dan nilai moral.

Mencari sudut pandang dari nilai religi, estetika, gotong royong dan moral dapat membawa kita pada pencapaian tertinggi di balik konten kearifan lokal yakni 'toleransi.'

Untuk itu, dukung terus konten-konten yang ada di portal/situs/web tafenpah.com sebagai jalan menuju toleransi. Artinya, kita saling membantu dalam mendistribusikan konten-konten yang berbasiskan pada kearifan lokal nusantara sebagai mutiara kekayaan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun