Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Nilai Penting di Balik Konten Kearifan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur

7 Oktober 2024   12:59 Diperbarui: 8 Oktober 2024   08:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tari Caci dari Manggarai NTT. Nilai Penting di balik konten lokal NTT. Foto: MasterplanDesa

Bagaimana tidak, menulis konten kearifan lokal juga membutuhkan ketelitian dan juga riset yang sangat lama.

Selain itu, beragam referensi pun harus dilakukan oleh pegiat literasi digital untuk menemukan makna dan keindahan di balik ribuan kearifal lokal yang masih belum terekspos di bumi Flobamora.

Flobamora nusa yang kaya dan indah. Kekayaan dan keindahan tersebut, ikut menyediakan ruang kreativitas bagi setiap orang untuk berani memperkenalkan nilai-nilai ekstetik kebudayaannya kepada dunia.

Promosi keindahan konten kearifan lokal NTT bisa ditempuh dengan beragam cara oleh setiap suku. Asalnya, mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam mengenali kelebihan dan keindahan budayanya sendiri.

Kendati demikian, sebelum kita memperkenalkan keindahan nilai-nilai kebudayaan kita kepada publik, pertama-tama kita harus memiliki sense of belonging atau rasa memiliki dari mana kita lahir, besar dan berproses menjadi apa saja, sejauh perjalanan kita beriringan dengan kearifan lokal budaya kita sendiri.

Nilai Gotong Royong

Sejak zaman kerajaan hingga masuknya koloni asing, leluhur bangsa kita sudah mempraktekkan gotong royong.

Karena di balik kegiatan gotong royong, kita pun akan merasakan arti dan makna dari kebersamaan, kerja bakti, toleransi, kepedulian, berbela rasa hingga mencapai fase kebahagiaan.

Sebagaimanaajaran dari filsuf Aristoteles, terutama konsep 'Etika Nicomachean,' bahwasannya kebahagiaan merupakan fase tertinggi atau pencarian terakhir dari manusia.

Senada atau serupa dengan defenisi kebahagiaan di balik nilai gotong royong. Di mana, dalam gotong royong, segala sesuatu yang tampak mustahil kita capai, pada akhirnya kita pun akan mendapatkannya.

Karena semangat gotong royong juga melahirkan energi positif antar suku bangsa. Dalam konteks ini, suku bangsa yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun