Kedua: Biaya Kuota Internet Sangat Besar
Tak dipungkiri lagi, di balik aplikasi super keren ini, ternyata biaya kuota internet yang harus dikeluarkan oleh penulis dan mahasiswa lainnya juga sangat besar.
Memang hukum antar pembeli dan penjual pun berlaku di sini.
Artinya, untuk mendapatkan barang tertentu, konsumen juga harus memberikan kompensasi, dalam hal ini pengeluaran untuk kebutuhan kuota internet.
Secara logika memang seharusnya tidak menjadi persoalan. Karena aplikasi apapun saat ini dan nanti, tanpa ketersediaan kuota internet. Maka tidak ada operasi, kan?
Namun, setiap mahasiswa juga memiliki keterbatasan finansial. Apalagi mahasiswa kelas karyawan.
Di mana, biaya pendidikan dan segala atribut ditanggung sendiri oleh mahasiswa tersebut.
Bukannya mereka (mahasiswa) tidak memiliki keluarga. Tapi, ini persoalan tanggung jawab moril sebagai anak yang harus menghidupi diri sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang tua.
Karena semakin bertambahnya usia, pola pikir ketergantungan kepada orang tua, makin berkurang. Dalam hal ini, kalau sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri, mengapa harus meminta lagi kepada orang tua yang secara usia mereka seharusnya menikmati masa tua dengan tenang.
Barangkali pemikiran ini terlalu subjektif. Tapi, memang beginilah kisah hidup dari penulis dan juga rekan-rekan mahasiswa yang mengalami hal demikian.
Demikian ulasan singkat seputar pengalaman penulis sebagai mahasiswa pengguna aplikasi Edlink di Universitas Siber Asia.