Di mana, mereka menggunakan energi listrik pada malam hari. Itu pun hanya berlaku, ketika mereka makan bersama keluarga tercinta, kumpul bareng tetangga, mendiskusikan aktivitas harian mereka selama berkebun, menonton televisi, menikmati alunan musik berbagai genre, sampai pada diskusi alot seputar politik, termasuk masalah-masalah sosial yang terjadi di belahan mancanegara.
2. Mematikan Lampu saat Tidur Malam
Suasana kampung kecil yang berbatasan langsung dengan distrik Oekusi dan Ambenu negara Timor Leste ini, mulai dari pukul 20.00 ke atas, tampak seperti kampung tak berpenghuni.
Karena suasananya menjadi sunyi. Kesunyian ini terkadang membuat penulis ataupun  pendatang yang sudah bertahun-tahun bermukim di kota metropolitan, seakan tak percaya.
Pasalnya, ketika kita tinggal di kota metropolitan, pada pukul 20.00 ke atas, rasanya itu seperti siang hari.
Di mana, di setiap pojok terdengar beragam bunyi, entah itu karaoke dari tetangga, suara penjual bakso, siomay, canda tawa antar sesama kontrakan, bising kendaraan bermotor, dan segala glamouritas kota metropolitan.
Namun, suasana demikian, berbanding terbalik, kala kita dalam hal ini penulis liburan di kampung halaman (Haumeni).
Justru yang menemani tidur malam penulis adalah gonggongan anjing, kucing, suara kodok, dan lain sebagainya.
Suasananya menjadi lebih menyeramkan lagi adalah sepanjang jalan utama kampung Haumeni di malam hari gelap gulita.
Meskipun ada beberapa titik terdapat lampu jalan, tapi nuansanya benar-benar menakutkan.
Pembaca bisa bandingkan dengan suasana malam di kampung halaman tercinta.