Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Culture Shock, Gibran Rakabuming Bikin Elite Parpol Bingung

4 November 2023   15:00 Diperbarui: 4 November 2023   15:10 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Culture shock ternyata tidak hanya terjadi, ketika seseorang pertama kali tinggal di tempat baru. Karena berhadapan dengan situasi kebudayaan orang lain. Tapi, culture shock juga terjadi dalam dunia politik tanah air, terutama majunya Gibran Rakabuming Raka bersama Prabowo Subianto di bursa pilpres 2024.

Perasaan cemas dan takut pun kian menghantui para elite partai politik. Lantaran, Gibran Rakabuming Raka telah mencabik-cabik tatanan politik tanah air, yang selama ini hanya menjadi milik segelintir elite tertentu dalam menentukan kandidat terbaiknya.

Untuk mengusir rasa ketakutan dan kekagetan tersebut, para elite bersama dengan buzzernya mulai memainkan ragam propaganda. Itulah sajian yang tiap hari kita saksikan di berbagai platform media sosial instagram, tiktok, facebook, youtube, dll.

Tampak dari kejauhan pun, masing-masing pendukung cawapres dan capres mulai membangun tembok, sembari melemparkan senyuman di balik embel-embel humanistik. Sambil berharap, temboknya lah yang menjadi terbaik dan terkuat, di antara kandidat lain.

Dalam diskursus ini, pikiran kita pun tertuju pada pekikan bapak bangsa, Bung Karno yang pernah mengatakan,"Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Lah, baru satu pemuda dari Solo, kok semua pada repot. Bagaimana jika 9 pemuda lainnya ditambahkan? Tak bisa dibayangkan, entah jadi apanya kebisingan di jagat media maya.

Berkaca dari apa yang kita alami dan rasakan saat ini, terutama soal nuansa politik tanah air menjelang pilpres 2024, sebagai milenial rasa-rasanya politik ini tidak lebih dari ajang penyeroyokan opini, demi memenangkan satu kandidat. Meskipun menghalalkan segala cara.

Perihal menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan kelompok tertentu di bidang politik, ini bukan menjadi hal baru lagi di mata warga Indonesia. Toh, semuanya sudah pada tahu, kok. 

Jauh daripada ini, sebagai pegiat literasi digital, kita pun merasa was-was, jika citra politik belakangan ini menumbuhkan sikap apatis di kalangan generasi Z. Pasalnya elite politik ketika menyampaikan propaganda dengan jalur logical fallacy pun, seolah-olah itu menjadi hal biasa.

Beruntung, presiden Joko Widodo tak henti-hentinya mengedukasi para politisi dengan cara yang elegan dan santu. Sebagaimana yang terjadi di meja makan, saat bersama dengan ketiga capres 2024 beberapa hari yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun