Kita semua pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar.
Untuk mendapatkan hal demikian, kita rela mengubah apa pun yang ada dalam diri kita, termasuk kebiasaan-kebiasaan masa kecil kita, terlebih kebudayaan kita sendiri.
Tendensi ini terkadang membawa kita pada pengingkaran akan jati diri kita sendiri.
Karena rasa nyaman itu ada, bila kehadiran kita diterima baik oleh semua orang.
Namun, untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar, kita tidak perlu mengubah kebiasaan budaya kita kok.
Percuma! Kita sudah berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, tapi kita mengorbankan perasaan kita, termasuk leluhur kita.
Mengapa budaya tertentu selalu diidentikkan dengan premanisme?
Istilah preman merujuk pada tindakan seseorang yang bernuansa kekerasan.
Sebagai pendekatan kontekstual, tahun 2019 ketika saya menginjakkan kaki di kota metropolitan Jakarta, saya dihadapkan pada stigmatisasi.