Bursa pemilihan Ketua dan Wakil Ketum Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik tanah air.
Pasalnya, dari kepemimpinan Ketum dan Waketum PSSI sebelumnya, selalu bongkar pasang pelatih.
Ibarat kita kita sedang bermain game online yang suka-suka kita lah mau ganti permainan.
Problematikan ini pun berlaku dalam kursi kepelatihan Skuad Garuda.
Sayangnya, belum ada prestasi yang jauh membanggakan masyarakat Indonesia.
Lain kisah dengan mantan pelatih Korea Selatan, Shin Tae-Yong.
Meskipun coach STY belum mempersembahkan gelar juara AFF bagi masyarakat Indonesia.
Namun, sejak Skuad Garuda dinakhodainya, ada perkembangan.
Perkembangan itu kita bisa lihat dari organisasi permainan timnas Indonesia di berbagai level.
Selain itu, ruang ganti pemain pun lebih kondusif. Keadaan ini harus dipertahankan dan dikembangakan, dengan catatan 'BOLEH GANTI KETUA DAN WAKETUM PSSI, TAPI JANGAN GANTI STY!
Mengapa STY Tidak Boleh Diganti?
Karena progress yang ia bangun, sejauh ini sudah memberikan hasil positif bagi Marselino Ferdinan dkk.
Bukan hanya itu saja, STY telah mereformasi sepakbola Indonesia dari klasik menuju modern.
Ada pun hal yang sangat membanggakan Timnas kita, yakni: STY telah mengorbitkan pemain-pemain muda yang energik, dan mereka pun berkesempatan untuk mencicipi Liga terbaik di dunia, entah di Eropa maupun di Asia Timur, dll.
Kemajuan ini harus didukung oleh kita semua masyarakat Indonesia.
Cara dukungannya adalah tetap menyuarakan STY tetap meracik Skuad Garuda.
Karena percuma! Ganti pelatih pun pasti ada program-program barunya yang kadang sesuai dan tidak sesuai dengan filosofi sepakbola kita.
Justru, STY harus dipertahankan, meski ada Ketua dan Waketum PSSI terpilih di bulan Februari mendatang.
Alasan lain STY harus dipertahankan adalah STY datang ke tanah air, bukan hanya mengajarkan pasukannya untuk bermain sepakbola.
Melainkan ia juga menanamkan budaya hospitality (keramahtamahan) dan membentuk karakter bermain Marc Klok cs.
Sejauh ini pun, ruang ganti pemain dan relasi STY dan anak asuhnya pun makin kompak.
Kekompakkan ini mesti harus ditingkatkan, dengan jalan satu-satunya, yakni; STY tetap melatih timnas Indonesia.
Salam olahraga | Kunjungi juga blog saya: www.tafenpah.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H