Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Impossible Memikirkan Orang yang Kita Pikirkan

22 September 2022   22:45 Diperbarui: 22 September 2022   22:55 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam jumpa sobat, perihal memikirkan orang yang ada dalam ingatan kita itu, memang mengandung racun sih.

Namun, untuk mengawetan hubungan intim antara kita dan si dia itu kadang menyiksa loh.

Bagaimana tidak, kita memikirkannya setengah mampus. Belum tentu dia juga memikirkan kita toh.

Eh, ini sih tergantung dari pribadi setiap orang sih.

Akan tetapi, berdasarkan pengalaman hidup, terkadang saya sih acuh tak acuh.

Ini bukan egois apalagi superego ya. Melainkan ini soal kesaksian hidup, hehehe

Contohnya: saat ini saya menjalani hubungan jarak jauh, alias LDR-an gitu loh.

Pexels
Pexels

"Setiap kali saya membuka Hp Androidku yang tak secanggih si dia, dirinya selalu mengatakan kamu gimana sih?"

"Masa saya selalu ingat kamu. Tapi, kamunya seolah masa bodoh dengan perasaanku."

Aciiiiieeeee, susah su dekat, istilah kami yang berasal dari Timor Barat Indonesia.

Namun, ada kalanya, perasaan acuh tak acuh yang ada dalam diriku, menjadi pemicu pertengkaran antara saya dan si dia.

Ya, meskipun kami mengadu jurus maut map lampir melalui jaringan nirkabel dasar laut.

Tetapi, efeknya kerasa banget loh guys.

Kamu pasti tidak percaya kan? Coba aja terapkan seni masa bodoh ini di kehidupan harian sobat bersama tambatan hati.

Entahlah apa yang akan terjadi di antara kalian, heheeee.

Saya sih yakin, semua jenis binatang akan bertebaran di angkasa raya.

Mengapa kita bisa melakukan hal demikian?

Entahlah, ini soal kemustahilan atau bahasa mama-mama di kampung saya menyebutnya 'IMPOSSIBLE.'

Aduuuuh, makin runyam dunia ini ya sobat.

Terlepas dari perkara atau gaya hidup di atas, saya pun menyadari bahwasannya superego dalam diriku memang sulit untuk ditaklukkan.

Meskipun ada pepatah klasik humanis mengatakan cinta itu bisa mengubah sehala sesuatu.

Konsep berpikir ini memang benar adanya. Namun, untuk mengaplikasikannya susah-susah gampang sih.

Karena di dalam diri saya dan kamu ada hasrat untuk mementingkan diri sendiri (ego).

Namun, setelah sekian purna, saya merasa bersalah dengan jalan pikiran tersebut.

Karena hubungan LDR-an saya dan si dia tidak terawat dengan baik.

Siklus kehidupan ini, perlahan menggiring saya untuk masuk dan merefleksikan apa yang sudah saya lakukan.

Ini bukan permainan logika, apalagi metodologi dunia Filsafat ya sobat.

Tapi, ini soal suara hati.

Di mana, siapa pun kita, pada fase tertentu akan menyesali apa yang telah kita lakukan.

Di sinilah, ada rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa mencintai (sense of love) sebagai sepasang anak manusia yang saling mencintai.

Intinya, orang yang kita pikirkan, dia juga pasti memikirkan kita.

Namun, untuk mencapai siklus kehidupan tersebut, kita akan bersentuhan dengan mantra menautkan komitmen.

Lebih penting dari semua itu adalah soal waktu. Ya, waktulah yang berhak untuk mempertemukan kita, dan waktulah yang akan mengakhirinya (konsep pikiran filsuf Martin Heidegger).

Terima kasih dan salam curhat ya, hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun