Keputusan terbaik Penulis setelah menyelesaikan SMA adalah menjalani kehidupan di Seminari.
Tepatnya, di Seminari Tinggi SVD Surya Wacana Malang, Jawa Timur.
Satu hal yang Penulis dapatkan di Seminari adalah mengenal karya sastra, dan pada akhirnya jatuh cinta.
Kecintaan Penulis terhadap karya sastra, berawal dari Postulan Stella Maris Malang.
Sebagai Postulat ( tahapan pertama sebagai calon pembinaan Imam Katolik), Penulis mulai dikenalkan beragam karya Sastra.
Awalnya, Penulis enggan untuk membaca, apalagi menulis.
Latar belakangnya adalah sebagai anak desa, tentunya keseharian Penulis itu hanya berkisar di antara padang sabana, pegunungan, lembah, hutan, dan aktivitas anak desa pada umumnya.
Tentunya, pola pikir Penulis hanya berputar di area tersebut.
Namun, sejak meninggalkan zona nyaman tersebut, Penulis perlahan mengenal budaya lain.
Maka, terciptalah komunikasi budaya. Seiring dengan perputaran jam karet, Penulis termotivasi dengan gaya hidup anak perkotaan, yang menaruh minat pada bidang yang mereka geluti.