* Judul Buku: The Power Of Dream (Kekuatan Impian)
* Penulis: Tjiptadinata Effendi
* Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
* ISBN : 978-979-27-3562-8
Jumlah Halaman: 131
Salam hangat sobat, buku karya Opa Tjiptadinata Effendi ini pada dasarnya mengajak pembaca untuk mempercayai kekuatan impian.
Sebelum kita melihat lebih jauh tentang buku ini, mari kita berkenalan dengan sang penulis.
Nama besar Opa Tjiptadinata Effendi sudah tidak asing lagi bagi pegiat literasi Indonesia, terlebih Kompasianer dan juga pembaca setia Kompasiana.
Beliau lahir di Padang, Sumatera Utara pada tanggal, 21 Mei 1943.
Saat ini, beliau berdomisili di negeri Kanguru, tepatnya di Perth/Wollongong.
Istrinya adalah pegiat literasi di platform Kompasiana, yakni Oma Roselina.
Keduanya memiliki 2 putra dan 1 putri, yakni; Irmansyah Effendi, Irwan Effendi, dan Irvanty Effendi.
Itulah biodata singkat dari sang penulis.
Dare to Dream
Pembaca akan terpukau dengan quotes inspiratif yang disuguhkan oleh Opa Tjip di awal karyanya.
Beliau menekankan pentingnya memiliki impian. Karena dengan impian akan jauh lebih baik bagi setiap orang untuk mencapai sebagian dari cita-citanya.
Daripada mereka yang menjalani kehidupan tanpa memiliki impian.
Nah, Kompasianer Maestro ini juga memberikan suntikan inspirasi dari pengalaman hidupnya selama berkecimpung di dunia Reiki atau pusat penyembuhan alami melalui jalan meditasi.
Menciptakan Sebuah Impian
Pada fase kedua, Opa Tjip mengisahkan perjalanannya di sungai Nil, yang panjangnya lebih dari 6 ribu KM.
Kala berada di sungai kehidupan itu, Opa Tjip meneteskan air matanya.
Lantaran, impian itu sedari kecil. Berawal dari sang ibunda yang selalu membacakan cerita-cerita Firaun di Alkitab, alam bawah sadarnya pun mulai terpacu untuk bisa mengunjungi sungai Nil.
Impian itu pun datang dalam beberapa puluh tahun kemudian.
Perjalanan spiritual itu membawa inspirasi bagi pembaca untuk berani menciptakan impiannya, entah di bidang apa pun.
Nilai penting yang kita pelajari dari bagian ini adalah meskipun saat kita menciptakan impian dalam kondisi yang tak menjanjikan, bahkan ditertawakan orang lain, itu bukan menjadi masalah.
Justru itulah cikal bakal bagi kita untuk terus berjalan.
Karena ketika kita sudah mencapai impian tersebut, kita pun akan meneteskan air mata, layaknya tangisan Opa Tjip di sepanjang aliran sungai Nil.
Berguru Pada Semua Orang
Pada bagian ini, Opa Tjip membawa pembaca untuk masuk dalam dunia anak-anak.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena Opa Tjip mengambil filosifi anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan pada akhirnya ia akan mengetahui banyak hal dari setiap perjumpaan dengan orang baru.
Hal senada juga pernah dilakukan oleh Filsuf Socrates, yakni jalan "MAEUTIKA" atau lebih detailnya adalah "metode bidan."
Artinya, entah di mana pun, filosifi mengosongkan gelas pikiran kita tetap berlaku, demi pengetahuan baru di luar diri kita.
Jalani Saja Kekuatan Impian Kita
Di episode terakhir, Opa Tjip dengan santun dan rendah hati mengajak siapa pun untuk tetap melakukan yang terbaik, selama mengejar impiannya.
Terkait waktu keberhasilan itu tidak penting. Karena yang lebih utama adalah konsisten, percaya diri, kerja keras, dan selalu berserah pada Sang Pencipta.
Lantas, seperti apakah nuansa dari buku ini, sobat bisa mencari tahu sendiri jawabannya dengan cara meminjam di rekan yang memilikinya ataupun datang saja ke kosan saya.
Terakhir: Mohon maaf kepada Opa Tjip bila saya salah dalam mengulas karya fenomenalnya.
Salam hangat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H