Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Serpihan Travelling Bersama Buku Hotelier's Story 2: Warna-Warni Berkarir di Dunia Hospitality

12 Juli 2022   09:14 Diperbarui: 12 Juli 2022   10:51 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan setiap orang dalam menapaki karir itu unik. Keunikan itu bukan hanya dirasakan oleh orang yang menjalaninya, tetapi pembaca juga merasakan hal yang sama.

Ya, begitulah perasaan saya, ketika membaca buku "Hotelier's Story 2: Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality" karya Celestine Patterson.

Di dalam buku yang kedua ini, Celestine Patterson atau yang biasa dikenal Kompasianer dengan sebutan CP berusaha untuk mengajak pembaca berkeliling 130-an kota yang pernah disinggahinya.

Kisah petualangan itu semakin unik dan menyenangkan, ketika CP dengan telaten dan daya visionernya bercerita (Story Telling) dengan pembaca melalui setiap diksi yang diuliknya.

Jujur, sebagai pembaca saya tidak bosan untuk terus menikmati keseluruhan dari isi buku tersebut.

Karena CP menuliskan kisah pengalamannya selama belasan tahun bahkan berpuluhan tahun dalam mengelola industri perhotelan tanah air maupun mancanegara. CP berhasil membangun chemistry dengan pembaca melalui bahasa yang RINGAN, POPULER, dan ENTERTAIMENT.

Bukan hanya itu saja, pembaca pun seolah menemukan serpihan surganya travelling di dunia hospitality.

Inilah perbedaan Penulis buku perhotelan yang benar-benar menuliskannya berdasarkan racikan pengalaman dan teori, ketimbang Penulis buku perhotelan di luar sana yang hanya bermodalkan teori.

Mengenal Dunia Hospitaly Lebih Dekat Melalui Buku Hotelir's Story 2: Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality


Buku ini kaya akan ilmu pengetahuan baru, tergantung pengalaman pembaca dalam menggauli karya fenomenal ini.

Sumber gambar:Deticom
Sumber gambar:Deticom
Pengalaman menggauli di sini adalah sebagai pembaca, kita pun setidaknya memiliki hasrat keingintahuan yang lebih besar akan pesan-pesan tersirat yang disampaikan Penulis dalam setiap diksi.

Nah, setelah berproses menjadi bersama buku bernas ini, saya pun menemukan secuil pengalaman baru tentang apa itu dunia hospitality.

Sejatinya, CP dalam setiap lembaran sudah menyisipkan pesan moral yang bernuansa humanis.

Kehumanisan itu terselip dalam diksi "SENYUMAN, SAPA, dan SIKAP BAIK."

Sumber gambar: Alcazar
Sumber gambar: Alcazar

Pertama: SENYUMAN

Pengalaman CP yang ditorehkannya melalui untaian kata demi kata dalam buku ini tidak terlepas dari kata sifat senyum.

Ya, kata ini kita pun sudah berulang kali mendengarkannya setiap hari, apalagi bagi praktisi perhotelan yang selalu bersentuhan dengan berbagai tipikal karakter pelanggan.

Tanpa senyuman, make up secantik dan setampan apa pun, pelanggan tidak akan merasakan pelayanan yang ramah, bila seorang pekerja perhotelan tidak memancarkan senyuman terindah dan tulusnya.

Senyum itu tidak mahal, namun sulit untuk diekspresikan. Karena perihal ini tergantung dari mood setiap orang.

Akan tetapi, CP selalu menekankan betapa pentingnya sebuah senyuman dalam berinteraksi dengan pelanggan.

Tersenyumlah kepada dunia, meskipun pancaran sinar matamu membohongi semesta. Karena senyuman terindah akan mendatangkan keindahan pula.

Buku keren: Sumber dokpri
Buku keren: Sumber dokpri

Kedua: SAPA

Menyapa adalah bentuk manivestasi cinta. Cinta itu pun akan ngalir begitu saja, sesuai dengan ke mana arah angin bertiup.

Sebagai praktisi perhotelan yang sudah malang melintang dalam berkecimpung di bidang ini, CP tak henti-hentinya menyuarakan diksi 'SAPA.'

Karena baginya, menyapa itu tidak mahal dan serumit apa yang kita pikirkan. Dengan menyapa, pelangan akan merasa kehadirannya diterima dalam kondisi apa pun.

Dengan demikian, elaborasi cinta pun bersemi di antara pengelola perhotelan dan tamu. Maka, terciptalah ruang kepuasan di antara kedua belah pihak.

Ketiga: SIKAP BAIK

Senyum dan sapa saja belum cukup bagi pekerja perhotelan, selain memiliki sikap yang baik.

Pembawaan bersahaja dan baik dengan pelanggan akan meninggalkan kesan yang tidak pernah dilupakan pelanggan.

Dari sini, muncullah pelanggan setia. Karena pelanggan tidak hanya datang sekadar tidur, makan dan lain sebagainya. Tetapi lebih dari itu, mereka telah menemukan partner atau rekan seperjalanan yang asyik untuk sekadar ber-say-hello dan berbagi cerita tentang indahnya perjalanan dalam mengarungi dunia.

Untuk itu, saya merekomendasikan karya buku ini bagi siapa pun yang ingin mengetahui seluk beluk dunia perhotelan.

Selamat menjelajahi samudera terindah dari buku ini ya sobat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun