Ada pun sejumlah hal positif, yang saya dapatkan selama di tanah rantau, dan kiranya hal-hal positif ini bisa memberikan secercah harapan bagi sobat pelajar.
Tanah Rantau Mengajarkanku untuk Mengingat Kembali Perjuangan Orang tua
Sebelum saya memilih untuk merantau, saya pun memiliki kebiasaan kala bersama dengan orangtua, yakni menuntut hal yang lebih dalam bidang apa pun.
Saat itu, saya tidak tahu seberapa perjuangan orangtuaku untuk memenuhi kebutuhanku. Namun, selama di tanah rantau, saya pun sadar, bahwasanya untuk mendapatkan uang, tentunya tidaklah mudah.
Ketika dalam kondisi tersebut, saya pun meneteskan air mata. Air mata kesedihan sekaligus terharu, karena saya terlalu banyak menuntut kepada orangtua.
Pengetahuan tentang Kebudayaan Lain
Dengan merantau, pola pikir saya pun berubah. Perubahan ini mencakup cara pembawaan saya bersama orang lain, terutama budaya lain.
Karena selama di tanah rantau, ada banyak hal hal baru yang kita dapatkan. Terlebih bagaimana menjalin komunikasi dengan sesama yang berasal dari latar belakang budaya, bahasa daerah, karakter, dan lain sebagainya.
Mentalitas bertarung sebagai mahasiswa akan teruji, kala kita berada di tanah rantauan. Karena situasi di rantau, tidaklah sama dengan kondisi di tengah keluarga yang serba ada.
Selain masalah di atas, ada pun masalah yang lebih besar, yakni kemauan untuk keluar dari zona nyaman. Karena sadar atau pun tidak, terkadang saya maupun rekan Kompasianer pasti sangat sulit untuk meninggalkan kenyamanan diri kita.