Namun, di balik gemerlapnya Jakarta, saya pun bersyukur. Karena selama mencari sesuap nasi dengan tetesan keringat dan tangisan, ada harapan untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
Karena perlahan-lahan saya keluar dari diri saya untuk mengenal budaya lain. Komunikasi lintas budaya pun tercipta. Saya pun mengenal banyak orang yang berbeda latar belakang profesi.
Proses pengenalan itu, saya bukan mendapatkannya dalam waktu yang singkat. Namun, bertahun-tahun. Setelah memiliki jaringan, saya terus bertumbuh dan pada akhirnya menjadi pribadi yang seperti sekarang.
Jakarta Tetap Menarik bagi Perantau
Saat ini banyak orang gelisah, karena masa depan Ibukota akan dipindahkan ke Kalimantan Timur. Walaupun  Jakarta tidak berstatus sebagai Ibukota RI, namun daya pikatnya justru semakin menarik di mata perantau.
Industri hiburan, pariwisata, dan aspek lainnya semakin bertumbuh. Karena Jakarta bagaimana pun juga merupakan situs sejarah perjalanan RI, mulai dari zaman penjajahan hingga berkembang pesat menjadi tempat pencarian utama ekonomi perantau di seluruh Indonesia.
Sebagai warga DKI Jakarta, saya pun tetap optimis, Jakarta akan semakin baik, jika ranah politik di pindahkan ke Ibukota baru. Akhirnya, Selamat Ulang Tahun Jakarta ke-495.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H