Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ukraina dan Rusia Gagal Mengakhiri Perang, Bagaimana dengan Timnas Rusia?

1 Maret 2022   02:25 Diperbarui: 1 Maret 2022   02:41 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Militer Rusia di Ukraina.Reuters

Beberapa jam yang lalu, Negosiator dari Kyiv (Ukraina) dan Moskow (Rusia) telah mengadakan pembicaraan di Belarus dalam upaya untuk mengakhiri konflik

Akan tetapi, upaya ini belum menemukan titik terang bagi kedua bekas negara Uni Soviet tersebut. Karena baik dari Rusia dan Ukraina masih menunggu pembicaraan lanjutan  dan akan bertemu lagi dalam beberapa hari ke depan.

Namun setidaknya upaya gencatan senjata antara kedua belah pihak sudah memberikan angin segar bagi publik internasional, khususnya di benua biru yang selama sepekan kemarin hidup dalam ketakutan.

Bagaimana tidak, sesuai dengan laporan dari PBB mengatakan saat ini lebih dari setengah juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina dan mencari suaka atau oase kehidupan di negara-negara tetangga.

Beruntung negara-negara tetangga masih berpikir waras karena "human interest." Jadi, pintu selalu terbuka bagi warga Ukraina.

Rusia semakin Tertekan di Benua Biru

Militer Rusia di Ukraina.Reuters
Militer Rusia di Ukraina.Reuters

Kemarin, pihak Barat telah menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia, akibat tindakan agresi militer mereka ke Ukraina.

Begitu pun dengan NATO. Di mana, mata uang Rusia makin anjlok karena negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) memutuskan kerja sama di berbagi sektor kehidupan.

Sanksi itu sepadan dengan apa yang sudah mereka lakukan kepada warga Ukraina. Anak-anak, orang tua, sanak keluarga yang tidak berdosa tercerai berai, bahkan ada keluarga yang mau tidak mau mengikhlaskan kepergian orang-orang tercinta mereka di balik reruntuhan kota-kota di Ukraina.

Rencana-rencana mereka tidak lebih dari puing-puing reruntuhan bangunan pencakar langit. Jika sebelumnya, warga Ukraina menikmati taman kota yang indah berlatarkan peninggalan-peninggalan nenek moyang mereka dan gaya bangunan yang memiliki nilai estetik kelas dunia, kehidupan yang aman dan damai, canda tawa anak-anak kecil, ramainya pusat hiburan perbelanjaan, dan berbagai fasilitas umum lainnya.

Kini, langit Ukraina menjadi hambar, gelap gulita, asap hitam, dan hanya terdengar tembakan mesin senjata dari para prajurit yang masih memiliki tanggung jawab di medan perang untuk mengamankan dan menjalankan sumpa setia mereka kepada pemerintah Ukraina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun