Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Setiap Permasalahan Harus Diselesaikan Melalui Perang?

25 Februari 2022   08:23 Diperbarui: 25 Februari 2022   10:17 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Militer Rusia. AFP/SERGEI SUPINSKY

Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang (Si vis Pacem, para bellum)

Rusia dan Ukraina adalah konco/sahabat terbaik sejak masih berada di bawah payung Uni Soviet. Uni Soviet yang condong ke paham komunisme tidak disukai oleh pihak Barat (Amerika Serikat) yang lebih bebas (Liberalisme).

Antara liberalisme dan komunisme memiliki semangat dan cita-cita yang berbeda. Di mana paham Liberalisme memberikan kebebasan mutlak, tetapi setiap orang bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu. Sementara, komunisme menyuarakan apa pun yang dimiliki oleh negara itu adalah hak milik bersama.

Jika, saya kaji dari ranah Teologi, di sini adanya semangat persekutuan (comunal) dari ajaran para Rasul yang mengharuskan setiap orang yang berkumpul dalam lingkungan kecil, entah itu keluarga, wilayah maupun negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam melakukan sesuatu.

Baca Juga: Ukraina Timur dalam Ketakutan, NATO dan Amerika Serikat Naik Pitam

Semangat inilah yang mendorong Filsuf Karl Marx untuk mengajarkan semangat Komunisme kepada dunia.

Akan tetapi, ajaran Karl Marx ini bertentangan dengan semangat Kapitalisme yang lebih fleksibel dalam segala sesuatu. Artinya di dalam ruang publik, kebebasan politik dan ekonomi adalah hak setiap warga negara dan ketidakadilan sosial adalah hal yang wajar saja. Toh, itu kan dinamika kehidupan yang harus dilewatin oleh setiap orang.

Apa Hubungan Kapitalisme dan Komunisme yang terjadi antara Rusia dan Ukraina?

Militer Rusia. AFP/SERGEI SUPINSKY
Militer Rusia. AFP/SERGEI SUPINSKY

Secara ekonomi dan politik, kedua negara memang berbeda jauh, bagaikan langit dan bumi. Namun, secara historia, kedua negara memiliki relasi atau hubungan yang intim sebagai bekas negara Uni Soviet.

Akan tetapi, sejak tahun 2014, Rusia dengan paksa mengintervensi politik Ukraina dengan mencaplok wilayah Krimea, Ukraina Timur.

Tentu saja Ukraina tidak menerima perlakuan tersebut dari Rusia. Namun, Ukraina tidak punya kekuatan yang seimbang untuk melawan Rusia yang jumlah pasukan militernya berkali-kali lipat dari Ukraina.

Masalah itu, memicu North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau organisasi pertahanan dan keamanan Atlantik Utara meliputi negara-negara Eropa, Amerika dan Kanada mengambil jalan perdamaian dengan mengecam tindakan agresi militer Rusia.

Rusia tidak menerima perlakukan NATO. Akibatnya, perselisihan antara Rusia dan NATO semakin meruncing.

Seiring dengann berjalannya waktu, Ukraina diperalat oleh NATO dengan mengirimkan pasukan tempurnya di wilayah sengketa saat ini (Donbass) Ukraina Timur untuk membantu militer Ukraina dalam memerangi pasukan pemberontak yang merupakan aliansi penuh dari Rusia.

Perang segitiga pun tercipta. Perang egosentris itu mengorbankan ribuan bahkan jutaan warga Ukraina saat ini dalam pertaruhan politik Internasional.

Alih-alih kehadiran NATO sebagai pasukan penyelamat bagi Ukraina. Tetapi justru menimbulkan kemarahan Rusia.

Singa yang tertidur lelap, berhasil dibangunkan oleh NATO dan sekutunya. Rusia sudah berusaha untuk mengambil jalan diplomasi. Tetapi, kemarahan Rusia sudah mendekati ambang batas. Akhirnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langkah tegas, yakni jalan perang.

Perang di awali dengan kemarahan dan berakhir pada perdamaian.

Ukraina dalam Ketidakpastian

Dunia seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi di langit Ukraina saat ini. Negara Demokrasi dengan berpenduduk 44 juta orang itu dalam keadaan yang tidak pasti.

Ribuan anak, lansia, tua, dan muda-mudi dalam hitungan detik kehilangan harapan hidup. Sarana dan prasanan umum, hari ini pun semakin hancur. Akibat serangan rudal yang ditembaki melalui udara, darat, dan laut dari militer Rusia.

Selama berbulan-bulan Presiden Vladimir Putin telah menyangkal bahwa dia akan menyerang tetangganya, tetapi kemudian dia membatalkan kesepakatan damai, mengirim pasukan melintasi perbatasan di utara, timur dan selatan Ukraina.

Dengan meningkatnya jumlah korban tewas, dia sekarang dituduh menghancurkan perdamaian di Eropa dan apa yang terjadi selanjutnya dapat membahayakan seluruh struktur keamanan benua itu.

Di mana pasukan Rusia menyerang dan mengapa?

Bandara dan markas militer terkena serangan pertama, di dekat kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk bandara internasional utama Boryspil di Kyiv.

Kemudian tank dan pasukan meluncur ke Ukraina di timur laut, dekat Kharkiv, sebuah kota berpenduduk 1,4 juta orang; di timur dekat Luhansk, dari tetangga Belarus di utara dan Krimea di selatan. Pasukan terjun payung merebut pangkalan udara utama di luar Kyiv dan pasukan Rusia juga mendarat di kota pelabuhan besar Ukraina, Odesa dan Mariupol. (Sumber; British Broadcasting Corporation).

Tudingan Vladimir Putin kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait Genosida tidak Rasional

Dunia internasional dan Ukraina menilai tudingan Putin terkait Genosida di Ukraina tidak rasional. Zelensky juga mengatakan di Ukraina tidak ada genosida.

Namun, Putin mengklaim tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida dan bertujuan untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina. Tidak ada genosida di Ukraina

"Ini adalah demokrasi yang hidup yang dipimpin oleh seorang presiden yang beragama Yahudi. "Bagaimana saya bisa menjadi seorang Nazi?" tegas Zelensky,

Rusia Tidak Sudi Ukraina bergabung di NATO

Terlepas dari apa yang sudah terjadi sejak tahun 2014 silam, saat ini Putin sangat was-was dengan ambisi Ukraina yang ingin bergabung dengan organisasi pertahanan dan keamanan Barat NATO.

Lebih jauhnya, saya melihat Putin melakukan agresi militer itu karena ia tidak ingin paham liberalisme menguasai Ukraina. Karena ada beberapa penyebab sebagai berikut:

  • Mengancam pertahanan Rusia
  • Rusia akan kehilangan kendali atas Ukraina
  • Kekuatan NATO akan berkembang di perbatasan Rusia
  • Ekonomi dan politik Rusia akan semakin ditekan oleh Kapitalisme Barat

Seberapa berbahayakah invasi ini bagi Eropa?

Ini adalah saat-saat yang menakutkan bagi rakyat Ukraina dan mengerikan bagi seluruh benua, menyaksikan kekuatan besar menyerang tetangga Eropa untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.

Puluhan orang telah tewas dalam apa yang disebut Jerman sebagai "perang Putin", baik warga sipil maupun tentara. Dan bagi para pemimpin Eropa, invasi ini telah membawa beberapa saat tergelap sejak tahun 1940-an. Itu, kata Emmanuel Macron dari Prancis, titik balik dalam sejarah Eropa. Mengingat hari-hari Perang Dingin Uni Soviet, Volodymyr Zelensky berbicara tentang upaya Ukraina untuk menghindari tirai besi baru yang menutup Rusia dari dunia beradab.

Bagi keluarga kedua angkatan bersenjata akan ada hari-hari yang mencemaskan di depan. Ukraina telah menderita perang delapan tahun yang melelahkan dengan proksi Rusia. Militer telah memanggil semua cadangan berusia 18 hingga 60 tahun. Pejabat tinggi militer AS Mark Milley mengatakan skala pasukan Rusia akan berarti skenario "mengerikan" dengan konflik di daerah perkotaan yang padat.

Invasi memiliki efek knock-on bagi banyak negara lain yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina. Latvia, Polandia, dan Moldova mengatakan mereka sedang mempersiapkan gelombang besar pengungsi. Keadaan darurat telah diumumkan di Lithuania dan Moldova, di mana ribuan wanita dan anak-anak telah masuk.

Ini juga bukan perang yang dipersiapkan oleh penduduk Rusia, karena invasi itu dicap karet oleh majelis tinggi parlemen yang sebagian besar tidak representatif.

Lalu, apa yang dilakukan oleh Barat?

NATO telah menempatkan pesawat-pesawat tempur dalam keadaan siaga tetapi aliansi Barat telah menjelaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina sendiri. Sebaliknya mereka telah menawarkan penasihat, senjata dan rumah sakit lapangan. Sementara itu, 5.000 tentara NATO telah dikerahkan di negara-negara Baltik dan Polandia. 4.000 lainnya dapat dikirim ke Rumania, Bulgaria, Hongaria, dan Slovakia.

Sebaliknya, Barat menargetkan ekonomi, industri, dan individu Rusia.

Uni Eropa telah berjanji untuk membatasi akses Rusia ke pasar modal dan memotong industrinya dari teknologi terbaru. Itu telah menjatuhkan sanksi pada 351 anggota parlemen yang mendukung pengakuan Rusia atas wilayah yang dikuasai pemberontak

Jerman telah menghentikan persetujuan atas pipa gas Nord Stream 2 Rusia, investasi besar oleh perusahaan Rusia dan Eropa

AS mengatakan akan memutuskan pemerintah Rusia dari lembaga keuangan Barat dan menargetkan "elit" berpangkat tinggi

Inggris mengatakan semua bank besar Rusia akan membekukan aset mereka, dengan 100 individu dan entitas yang ditargetkan; dan maskapai penerbangan nasional Rusia Aeroflot juga akan dilarang mendarat di Inggris.

Ukraina telah mendesak sekutunya untuk berhenti membeli minyak dan gas Rusia. Tiga negara Baltik telah meminta seluruh komunitas internasional untuk memutuskan sistem perbankan Rusia dari sistem pembayaran Swift internasional. Itu bisa berdampak buruk pada ekonomi AS dan Eropa.

Kota St Petersburg Rusia tidak lagi dapat menjadi tuan rumah final Liga Champions tahun ini karena alasan keamanan. Badan sepak bola Eropa UEFA juga merencanakan tindakan lebih lanjut.

Pertanyaan kritis bagi pembaca?

Sebagai pembaca dan komentar dadakan, tentu saja kita berada jauh di belakang layar. Namun, apakah kita pernah merasakan dampak psikologi, sosial, budaya, ekonomi, hiburan, politik, dan lain sebagainya, jika kita memposisikan diri kita sebagai korban?

Apa yang akan kita lakukan untuk kelaur dari masalah tersebut? Di manakah slogan "human intereset?

Akhirnya, kita berharap dan berdoa, apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina segera berakhir. Karena sejarah perang Dunia I dan Duni II sudah memberikan banyak pelajaran bagi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun