Eksotisme pulau Timor Barat, Nusa Tenggara Timur seakan tak pernah habis untuk dibahas oleh setiap orang. Karena dari ketinggian 1300 mdpl, kita bisa menyaksikan kuda-kuda berlarian mengitari hijaunya padang sabana yang luas di Fulan Fehan, Atambua, NTT.
Pulau Timor dan umumnya NTT sekarang memasuki puncak musim hujan. Ketika hujan turun membasahi bumi Timor, ada rindu untuk kembali memoles, memahat, merajut tali persaudaraan bersama keluarga tercinta yang di sana.
Baca Juga: Yuk, Mengenal Lebih dekat Ke-eksotikan Pantai Wini, Timor, NTT
Fulan Fehan adalah obat terlaris bagi para wisatwan domestik dan mancanegara. Karena selama di sana, wisatwan bebas menikmati keindahan alam Fulan Fehan.
Fulan Fehan dan Lanskap Padang sabana
Lanskap Fulan Fehan dengan padang sabana yang luas mampu membius setiap orang. Selama di sana, kita bisa tertawa lepas, sembari berswafoto dan mendokumentasikan setiap sudut-sudut sebagai tabungan cerita di lain kesempatan.
Kita juga bisa menikmati awan biru di langit Fulan Fehan. Selain itu, kita bisa mendengarkan instrumen apa pun sebagai obat penenang jiwa.
Fulan Fehan dan Instrumen Timor Barat
Fulan Fehan tidak hanya menawarkan soal keindahan semata, namun lebih jauhnya, Fulan Fehan juga menghadirkan seni musik, terutama instrumen Timor Barat yang masih memiliki hubungan erat dengan Timor Leste.
Setiap orang bisa mengusir rasa suntuk, bosan, stres, depresi, dan berbagai persoalan hidup hanya dengan mendengarkan musik. Entah musik instrumen Timor atau pun berbagai jenis genre musik, sesuai dengan minat pengunjung.
Menarik apa yang diajarkan oleh Filsuf Arthur Schopenhauer bahwa musik itu sebagai obat penyembuh bagi penderitaan manusia.
Ya, karena seni musik itu bertalian erat dengan afeksi manusia. Selain, sebagi seni untuk menyampaikan pesan emosional kepada siapa pun.
Melepas Sunset dari Atas Fulan Fehan
Ketika senja mendekat, lanskap Fulan Fehan akan berubah menjadi kekuning-kuningan. Kebanyak orang menyebutnya dengan 'The Lord of Ring' atau 'Penguasa Cincin.'
Ya, begitulah potretan Fulan Fehan di mata pengunjung, ketika menyaksikan terbenamnya matahari di balik perbukitan Fulan Fehan.
Momentum itu dimanfaatkan oleh pengunjung untuk mengabadikan momen bersama tambatan hati, keluarga ataupun selfie sendirian di tengah peraduan senja Fulan Fehan.
Jangan lupa tinggalkan komentar dan terus dukung pariwisata yang ada di pulau Timor Barat, Nusa Tenggara Timur sebagai aksi nyata dalam membantu Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H