Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Haruna Melawan Lupa, STY Semakin Moncer

18 Januari 2022   23:59 Diperbarui: 19 Januari 2022   00:10 2160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Haruna Soemitro mendadak terkenal di kalangan netizen tanah air lantaran kritik yang ia layangkan kepada pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan, Shin Tae-Yong terkait perihal pemanggilan pemain keturunan (blasteran) Indonesia dan luar negeri.

"Saya termasuk rezim yang tidak setuju dengan naturalisasi. Saya memang berbeda dengan (Ketua PSSI). Saya selalu berdebat urusan naturalisasi," ucap Haruna dikutip dari YouTube JPNN.com oleh penulis, Rabu (19/1/2022).

Padahal Haruna tidak menyadari bahwa ia pernah menggunakan 9 pemain naturalisasi  untuk memperkuatnya di Liga 1 beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Bonek (Surabaya) Ancam PSSI dan Bos Madura United


Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa apa yang timnas dapatkan dari hasil naturalisasi tersebut. Jika pernyataan ini dibalikkan kepadanya, apa yang Madura United dapatkan sejak memakai 9 pemain naturalisasi?

Jika jawabannya sangat membantu, ya berarti timnas juga merasakan hal yang sama. Untuk itu, jangan sekali-kali melawan rasa lupa. Karena melawan rasa lupa akan memberikan sesuatu yang lebih besar di kalangan netizen tanah air dan dunia. Karena sepak bola di mana pun pasti menggunakan jasa pemain naturalisasi.

Haruna Menolak Kualitas Naturalisasi Pemain Jika Kualitas Hanya 2 Digit dari Pemain Lokal

CNN Indonesia
CNN Indonesia

Haruna Soemitro mengaku tidak setuju dengan proyek naturalisasi jika kualitas pemainnya hanya dua tingkat di atas pemain lokal. Di sisi lain, baik ketika menjadi manajer maupun direktur Madura United, Haruna punya sembilan pemain naturalisasi.

Empat pemain yang dimaksudkan oleh Haruna adalah Jordi Amat, Sandy Walsh, Mees Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen.

Baca Juga: Drama Apalagi Antara Komite Eksekutif (Exco) dan Shin Tae-Yong


Jika kita melihat lebih jauh lagi, pernyataan Haruna ini bukan hanya ditujukan kepada pelatih STY yang termanivestasi atau diwakili oleh keempat pemain di atas. Melainkan di balik ini semua, pasti Haruna ingin mengkritiki Ketua PSSI.

Apa yang disampaikan oleh Haruna itu hanya di bagian depan. Sementara panggung belakang ikut mengkritiki keputusan pemerintah dalam diri Ketua Umum PSSI.

Bukan hanya itu saja, Haruna juga pasti mengkritiki Ratu Tisha yang menyumbang andil besar dalam memboyong STY dari Korea Selatan ke tanah air.

Langkah STY dan PSSI Sangat Visioner, Sementara Haruna Kembali ke Zaman Dulu

CNN Indonesia
CNN Indonesia

Secara logika naturalisasi keempat pemain di atas sebagai solusi atau alternatif bagi beberapa pemain timnas Indonesia yang sementara merumput di luar negeri seperti Asnawi,dkk. Karena bagi STY kehadiran keempat pemain tersebut bisa memberikan ilmu dan pengalaman semasa membela liga besar di dunia.

Baca Juga: Kode Keras Aji Santosa untuk Liga Malaysia dan Bintang Muda Persebaya


Masalah lain yang dilihat oleh STY adalah timnas dan hampir sebagian besar pemain lokal kita masih kurang di bola set piece. Maka, ia mengharapkan dengan naturalisasi keempat pemain itu bisa menjadi modal dan solusi bagi kelemahan pemain lokal Indonesai selama ini.

Apa yang dilakukan oleh PSSI dan STY itu sudah menuju jalur yang baik. Masalah utamanya di anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Padahal selama ini netizen atau suporter dan hampir sebagian besar rakyat Indonesia hanya mengetahui PSSI bukan Komite Eksekutif (Exco).

Apa yang dilakukan oleh Haruna kini menuai banyak penolakan dan kritik di mana- mana. Haruna memang tidak terlalu pusing dengan kritikan netizen. Seperti yang pernah ia sampaikan bahwa dengan mengkritiki dirinya, itu sama saja mengurangi dosa-dosanya.

Lantas, dosa apa yang dimiliki oleh Haruna? Entahlah mungkin saja selama ini ada sesuatu yang kurang beres atau bagaimana pun di kubu Komite Eksekutif sehingga ia bisa bicara seperti itu.

Terakhir, apa pun yang sudah terjadi antara STY dan Haruna itu menjadi pelajaran bagi semua rakyat Indonesia, terutama bagi petinggi di Republik ini untuk menyatukan semangat dalam mendukung kiprah Timnas Indonesia di ajang AFF U-23 2022.

Mari, kita menyudahi segala pertikaian dan mendukung pemberdayaan talenta-talenta muda kita untuk kemajuan sepak bola Indonesia di bawah arahan STY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun