Mengapa saya berani mengatakan cinta eros? Karena ketika kita berani menembak sang pujaan hati, kita sudah tahu bahwa dia juga punya perasaan. Dengan begitu, kita tidak akan mudah menggantungkan cintanya.
Pertanyaan pertama pun secara tak langsung/eksplisit menggambarkan keegoisan dari pemberi harapan palsu. Dalam hal ini pelaku. Akibatnya (korban) jatuh dalam perasaan bersalah.
Wong, pelakunya sudah mendapatkan apa yang dia mau dari si korban. Untuk apa dia masih mempertahankan hubungan tersebut?
Sementara, pertanyaan kedua "pujaan hati memutuskan untuk tidak menerima cinta dari kita." Di sini, saya melihat sebagai cinta philia.
Meskipun gebetan kita tidak menerima cinta kita tapi ia masih membangun komunikasi yang baik. Artinya, ia masih menganggap kita sebagai sahabat dalam berbagi cerita. Tapi, tidak dengan berbagi kamar cinta.
Hal ini serupa dengan keadaaan di mana kita bersama orangtua. Jika apa yang kita inginkan belum tentu dikabulkan oleh orangtua.
Biasanya, orangtua akan menggunakan beberapa alasan. Tujuannya adalah untuk tetap menyakinkan kita sekaligus menjaga perasaan kita sebagai manusia yang memiliki indera perasa.
Terakhir; mengapa saya menjelaskan cinta agape dari belakang? Karena cinta agape itu adalah cinta tanpa syarat. Dan cinta itu hanya berlaku bagi orang yang benar-benar suci secara aspek apa pun.
Namun, sebagai manusia, mustahil kita memiliki cinta tersebut. Untuk itu, cinta agape kita sematkan kepada Sang Arsitek kehidupan.
Sekian dan semoga artikel ini  memberikan secuil pengetahuan baru bagi anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H