Sofis adalah kaum intelektual, filsuf, budayawan, sastrawan yang menjual ilmu pengetahuan demi keuntungan pribadi.
Dari Yunani Kuno, kelompok ini pun mulai bermunculan di republik ini. Bahkan puncaknya pada tahun 2020 hingga sekarang.
Baliho dan Ketakutan Berlebihan Politisi
Ketakutan adalah hal biasa yang kita alami setiap hari. Kita takut akan kehilangan harga diri, kehilangan orang-orang tercinta, kehilangan jati diri dan panggung politik 2024.
Tentu hal ini tidak bisa dipungkiri oleh setiap pemimpin. Untuk mengamankan tiket menuju Pilpres 2024, setiap partai politik sudah memilih kader-kader yang nantinya menggantikan posisi pemimpin saat ini.
Maka, hadirlah baliho sebagai ajang pencarian massa. Ini lebih manusiawi. Ketimbang, politisi yang tidak berani memasang baliho tapi menggunakan cara yang super dahsyat di belakang layar. Sedaaaap bapak! Ternyata, budaya kebut semalam bukan hanya milik mahasiswa tapi juga milik politisi.
Baliho  dan Sumber Nafkah Bagi Pekerja Advertasing
Dampak kehadiran Pandemi masih sangat terasa hingga hari ini. Kita pun tidak tahu kapan penyakit global ini berakhir.
Yang terpenting, kehadiran baliho ikut membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang bergerak di bidang advertising/periklanan.
Tugas kita bukan hanya mengkritiki1 Tetapi kita pun harus berani membangkitkan rasa kepekaan kita terhadap orang lain.
"Sense of Community" berlaku bagi yang pro maupun yang kontra. Karena sejahat-jahatnya orang lain, ia masih memiliki hati nurani untuk berbagi.