Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Efektifkah Model Kerja Hibrida?

16 Juli 2021   12:05 Diperbarui: 16 Juli 2021   12:52 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

James O'Flaherty, direktur operasi bisnis Adtrak sedang memikirkan kembali pengaturan di ruang Adtrak seluas 16.500 kaki persegi. Awal 2020, agensi memiliki 120 meja; sekarang hanya menyisakan 70 meja kerja.

Namun bukan berarti perusahaan semakin kecil. Melainkan, O'Flaherty telah mengkonfigurasi ulang untuk menyertakan ruang kerja tim yang mendorong kolaborasi, ruang sosial untuk mempromosikan dialog, dan ruang yang dilengkapi dengan teknologi baru untuk konferensi video tanpa batas dengan rekan kerja jarak jauh.

Saya rasa begitu pun dengan perusahaan yang ada di Indonesia. Pandemi telah memaksa setiap pemimpin untuk menerapkan model kerja hibrida dengan mempertimbangkan fasilitas pendukung yang memadai demi kelancaran kinerja karyawan.

  • Struktur Sosial dan Fisik Yang Kaku

Tranformasi/perubahan cara kerja hibrida yang masif dilakukan oleh perusahaan juga memberikan sesuatu yang kaku bagi karyawan.

Pekerja milenial tentu akan cepat beradaptasi dengan model kerja hibrida, ketimbang pekerja generasi tua yang harus membutuhkan wkatu yang lama untuk mengikuti gaya/model kerja hibrida yang menggunakan teknologi baru.

Kondisi ini memberikan struktur sosial yang kaku. Akibatnya, pekerja dari generasi tua yang dulunya produktif, kini masih berjuang untuk menyesuaikan diri.

Produktivitas mereka akan berkembang, jika mereka sudah memahami teknologi pendukung model kerja hibrida.

  • Karyawan Merasa Kehilangan Konektivitas

Kelemahan model kerja hibrida yang sangat kerasa bagi karyawan adalah hilangnya konektivitas di ruang kerja nyata (konvensional).

Kehilangan relasi dalam kehidupan nyata adalah derita bagi setiap pekerja. Akan tetapi, demi keselamatan diri dan keluarga serta rekan-rekan, pekerja pun harus mematuhi prokes dan jadwal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Siapa pun dari kita tentu tidak menginginkan kondisi ini terjadi dalam kehidupan kita. Namun, kita pun tidak bisa melawan virus mematian ini.

Pandemi telah memberikan pelajaran bagi kita untuk mengerem diri dan ego yang sulit ditaklukan oleh mantra apa pun.

  • Kebosanan Mengejar Karyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun