Baiklah sobatku! Pertanyaan ini sebenarnya membawa kita pada "sense of being (rasa keberadaaan). Keberadaan seputar prioritas dari tujuan hidup kita.
Menghargai proses
Kecenderungan kita adalah melihat hasil daripada proses. Banyak orang hebat dalam merancang rencana. Namun, tanpa aksi nyata, mustahil skema yang sudah dirancang sedemikian menarik dan apik tidak tereksekusi denga baik.
Lalu, muncullah asumsi pembelaaan diri kepada atasan, rekan, sahabat, dan pacar bahwasannya semua butuh proses.
Proses terus nak! Itulah kalimat yang biasanya saya dengar dari bapakku.
Proses di sini adalah totalitas untuk melaksanakan rencana kita. Boleh berangan setinggi angkasa. Namun, harus tetap membumi. Karena ketika angannya tak tergapai, rasanya sakit di dada.
Sobatku, saya akhiri coretan ini ya. Jika artikel ini terkesan menggurui, saya mohon maaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H