Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Intip Cara Merawat Pakaian Mama-mama Kampung Haumeni

31 Mei 2021   02:45 Diperbarui: 31 Mei 2021   02:57 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui budaya setempat, saya tahu dan sadar bahwa ada mutiara-mutiara terpendam di bumi nusantara.  Salah satu mutiara dari mama-mama kampung Haumeni adalah cara merawat pakaian.


Kebiasaan mama-mama kampung Haumeni merawat pakaian itu sangat sederhana. Tanpa teori dan bejibun teknik yang berbelit-belit. Bak rumus fisika yang sampai saat ini masih membingungkan saya.


 Begini cara sederhana mama-mama kampung Haumeni merawat pakaian.


Membedakan pakaian


Mama-mama kampung Haumeni memiliki kebiasaan unik yakni membedakan pakian sesuai dengan bahannya. Jika pakaian yang berasal dari bahan tenunan, mereka akan menyimpan tersendiri.


Sementara, model pakaian yang mereka beli dari pasar tradisional di daerah perbatasan RI-Timor Leste maupun kota Kefamenanu (Pasar lama dan Pasar Baru) dibedakan pula sesuai dengan tingkat kelunturannya.


Terkesan sangat sederhana. Namun, inilah gaya tradisional dari mama-mama kampung Haumeni untuk mengawetkan pakaian mereka.

Memakai Pakaian Baru di Hari Raya Keagamaan


Jika mereka membeli pakaian yang memiliki kualitas bagus, mereka akan menyimpan dan jarang dipakai.


Umumnya, mereka akan mengenakan pakaian tersebut di setiap Hari Minggu, Paska dan Natal. Selain itu, pakaian baru juga dipakai saat menghadiri pesta.


Mengapa hal itu bisa terjadi?


Karena pandangan orang kampung, memakai pakain yang terlihat mewah alias nejis adalah bagi mereka yang berprofesi sebagai Guru, PNS, Dokter atau siapa saja yang memiliki kedudukan yang tinggi dari seorang petani.


Bayangkan saja, seorang petani pergi ke kebun untuk mencangkul dan memakai pakaian yang bagus pasti dianggap gila. Bahkan bejibun gosip pun mulai bertebaran di seantero kampung halaman tercinta.


Nah untuk menghindari konsekuensi tersebut, mereka biasanya memakai pakaian yang sangat sederhana. Yang terpenting nyaman dalam menunjang aktivitas mereka di kebun.

Mencuci pakain tanpa menggunakan sikat


Entah sejak kapan tradisi mencuci pakaian dengan menggunakan siakt masuk ke kampung Haumeni? Saya pun tidak tahu. Karena sesuai dengan pengalaman saya, mama-mama biasanya mencuci pakaian dengan mengucek-ngucek dengan tangan.


Mereka akan berusaha untuk menghindari sikat pakaian. Karena sikat pakaian adalah godaan terbesar untuk merusak pakaian. Mengingat ada jenis pakaian tertentu seperti cotton bamboo yang tidak bisa menggunakan sikat.


Seni mencuci tanpa sikat pun menghasilkan pakaian yang bersih. Yang terpenting butuh kesabaran ekstra.


Inilah beberapa teknik atau cara merawat pakaian dari mama-mama kampung Haumeni yang bisa saya bagikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun