Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mungkinkah Otak Kita Mengikuti Hukum Algoritma?

29 Mei 2021   12:15 Diperbarui: 29 Mei 2021   12:35 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika algoritma google selalu berubah setiap waktu, mungkinkah otak juga bisa mengikuti gaya hidup demikian?


Ada kemungkinan besar otak bisa mengadopsi mesin algoritma google.

Apa alasan mendasarnya?


Yuk, ikutin terus ya. Jangan kasih kendor! Pertama; algoritma google itu bisa diutak-atik. Layaknya kebahagiaan algoritma yang selalu berubah sesuai dengan mood seseorang.

Misalnya; seorang blogger seperti Bung Ozy selalu piawi dalam mengutak-atik HTML. Namun di sisi lain, perasaan Bung Ozy pun di utak-atik oleh kejombloannya.

Hmmmm, masa sih? Aih makin runyam ini. Bung Ozy maafin saya ya.

**********************************    

Hidup terus berlanjut, kita pun berada dalam kejaran waktu. Ah yang benar saja nih? Bukti otentik dari pencari waktu mengatakan; kita hanya memiliki 86.400 detik dalam sehari. Bukankah dengan infografis ini sudah menguatkan keyakinan kita?

Terserah! Itulah jawaban singkat yang kamu lemparkan ke arahku. Bodo amat! Kata Mark Manson.

Otak Manusia


Hukum algoritma google selalu berubah sesuai permintaan pangsa pasar. Otak kita pun mengikuti gegak-gerik algoritma google.

Mengapa hal itu bisa terjadi?


Karena otak kita itu terdiri dari dua bagian yakni; otak kiri dan otak kanan.

Dilansir dari Sehatq.com, "Otak kanan merupakan bagian otak yang memproses kreativitas untuk berimajinasi dan berpikir tentang seni. Sedangkan, otak kiri lebih banyak memikirkan hal-hal analitis dan matematis.

Bagaimana sistem kerja otak kita sesuai dengan mesin algoritma google?

Kembali lagi saya meminjam Bung Ozy sebagai pendekatan yang sepadan. Bung Oz selalu dikenal oleh banyak orang sebagai Guru yang paling kreatif dan cerdas dalam membawakan storytelling kepada siswa didiknya.

Kreativitas Bung Ozy bahkan sudah tak diragukan lagi dalam tutorial-tutorial yang dipaparkannya dalam setiap artikel. Entah artikel di blognya "Gurupenyemangat.com," maupun di rumah Kompasiana sendiri.

Tentu kreativitas itu dihasilkan oleh Bung Ozy melalui otak kanannya.

Sementara, otak kiri Bung Ozy selalu analitis dan matematis. Begini penjelasannya. Setiap hari Bung Ozy selalu bersentuhan dengan anak didiknya. Belum lagi ia harus berhadapan dengan bisnis emasnya yang sudah mulai memancarkan pohon keberhasilan.

Apa yang dilakukan oleh Bung Ozy itu tidak terlepas dengan kalkulasi yang matang. Sebagai blogger yang pandai dalam mengutak-atik kode HTML yang bagi saya merupakan penjara terbesar zaman digital ini.

Namun, cara pandang saya belum setajam spirit analitis dan kalkulasi matematis dari Bung Ozy dalam memainkan diksi-diksi kerinduan bagi penggemar rahasianya di kota Curup. Hihihihi.

Hipotesa dari pernyataan saya adalah otak kita pun bisa mengikuti hukum algoritma. Asalkan antara otak kanan dan kiri selalu berkolaborasi dalam menghasilkan cita rasa yang mumpuni dan renyah dalam keseharian.

Untuk itu, sebagai epilog, tiada kata yang spesial dari saya, selain mohon maaf  dari hati yang terdalam untuk Bung Ozy.

Selamat berimajinasi dengan mengolah rasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun