Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Stigmatisasi Dunia Kerja terhadap Mahasiswa Drop Out

29 Mei 2021   03:03 Diperbarui: 29 Mei 2021   18:48 3348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis identitas pun mulai mengejar keseharianku. Saya terlena dan jatuh dalam pelukan krisis identitas itu sendiri.

Selain itu ilmu teologi selalu berusaha untuk menetralisir rasa kegelisahan saya, namun tidak mempan juga. Akhirnya, memasuki semester 4, saya dengan mantap menghadap sekertariat dan mengutarakan niat saya untuk berhenti kuliah.

Akan tetapi, tidak mudah saya mengambil keputusan secepat itu. Saya pun dibimbing oleh beberapa pembimbing spiritual saya, sembari mengajukan surat pengunduran ke pimpinan tertinggi dan tembusan ke Roma.

Hari-hari saya jalani dengan perasaan koplo. Layaknya koplo lagu dangdut, saat itu tujuan saya satu yakni ingin pergi jauh dari kehidupan seminaris. Percuma saya hidup dalam dunia putih, jika magnetik dunia hitam lebih besar dalam diriku. 

Eits, dunia hitam adalah kehidupan yang lebih bebas daripada kehidupan di seminaris yang segalanya sudah tertata rapi dan teratur dari berak hingga berdoa di kapel dan berjibaku dengan teks-teks kuno filsafat yang sangat menguras emosi.

Awal tahun 2019 saya dengan kepala tegak menemui sekertariat dan meminta untuk resign (mengundurkan diri) dari Kampus yang belakangan ini saya sesali.

Faktor apa saja yang membuat saya tak berarti?

Pertama, setelah resmi dan menyangdang status mahasiswa gagal alias drop out (DO) saya mulai bersentuhan dengan dunia kerja.

Di awal-awal saya berjibaku dengan dunia kerja, semuanya berjalan dengan normal. Seolah-olah tak ada masalah dalam kehidupanku.

Saya membawa sesuatu peristiwa dalam koridor "happy-happy ajalah." Toh masa depan masa panjang dan usia masih muda pula. Untuk apa saya terlalu cemas dengan hari esok?

Itulah gambaran pikiran saya di kala itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun